| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Bacaan Harian: 03 - 09 Juli 2023

Karya: Sidney de Almeida/istock.com
Senin, 03 Juli 2023: Pesta St. Tomas, Rasul (M). 
Ef 2:19-22/Mzm 117:1bc, 2/Yoh 20:24-29
 
Selasa, 04 Juli 2023: Hari Biasa Pekan XIII 
Kej19:15-29/Mzm 26:2-3, 9-10, 11-12/Mat 8:23-27
 
Rabu, 05 Juli 2023: Hari Biasa Pekan XIII 
Kej 21:5, 8-20a/Mzm 34:7-8, 10-11, 12-13/ Mat 8:28-34
 
Kamis: 06 Juli 2023: Hari Biasa Pekan XIII
Kej 22:1b-19/Mzm 115:1-2, 3-4, 5-6, 8-9/Mat 9:1-8
 
Jumat: 07 Juli 2023: Hari Biasa Pekan XIII 
Kej 23:1-4, 19; 24:1-8, 62-67/Mzm 106:1b-2, 3-4a, 4b-5/Mat 9:9-13
 
Sabtu, 08 Juli 2023: Hari Biasa Pekan XIII
Kej 27:1-5, 15-29/Mzm 135:1b-2, 3-4, 5-6/ Mat 9:14-17
 
Minggu Depan: 09 Juli 2023: Hari Mingggu Biasa XIV (H).
Za 9:9-10/Mzm 145:1-2, 8-9, 10-11, 13-14 (lihat 1)/Rom 8:9, 11-13/Mat 11:25-30

Minggu, 02 Juli 2023 Hari Minggu Biasa XIII

 

Credit:ThamKC/istock.com
Minggu, 02 Juli 2023
Hari Minggu Biasa XIII

"Kurban Ekaristi juga dipersembahkan untuk umat beriman yang mati di dalam Kristus, 'yang belum disucikan seluruhnya'" --- Konsili Trente: DS 1743


Antifon Pembuka (Mzm 47:2)

Segala bangsa, bertepuk-tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai.

All peoples, clap you hands. Cry to God with shouts of joy!

Omnes gentes plaudite manibus: iubilate Deo in voce exsultationis.
Mzm. Quoniam Dominus excelsus, terribilis: Rex magnus super omnem terram.


Doa Pagi


Ya Allah, Bapa Yang Mahapengasih, lewat pembaptisan, Engkau mengangkat kami menjadi anak-anak terang. Hindarkanlah kami dari kelam-kabut kesesatan dan peliharalah kami selalu dalam kebenaran-Mu yang terang benderang.  Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.                  

Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (4:8-11, 14-16a)
   
 
"Orang itu adalah abdi Allah yang kudus; biarlah ia masuk ke sana."
  
Pada suatu hari, Nabi Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggallah seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan setiap kali dalam perjalanan, singgahlah Elisa ke sana untuk makan. Berkatalah perempuan itu kepada suaminya, "Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus. Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil; maka apabila ia datang kepada kita, biarlah ia masuk ke sana." Pada suatu hari datanglah Elisa ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di sana. Kemudian berkatalah Elisa kepada Gehazi, hamba-Nya, "Apakah yang dapat kuperbuat baginya?" Jawab Gehazi, "Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua." Lalu berkatalah Elisa, "Panggillah dia!" Sesudah dipanggil, berdirilah perempuan itu di pintu. Maka berkatalah Elisa kepadanya, "Tahun depan, pada waktu seperti ini juga, engkau akan menggendong seorang anak laki-laki."
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Sabtu, 01 Juli 2023 Hari Biasa Pekan XII

 

Sabtu, 01 Juli 2023
Hari Biasa Pekan XII

“Tubuh kita kalau disatukan dengan Tubuh Kristus, beroleh awal keabadian sebab tubuh kita dipadukan dengan Dia yang tak dapat mati.” (St. Gregorius dari Nyssa)
 
Credit: Tinnakorn Jorruang/istock.com

Antifon Pembuka (Luk 1:46)

Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku. Sebab Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini.

Doa Pagi 
   
Allah Bapa Mahakuasa, tiada sesuatu yang mustahil bagi-Mu: Di mana ada tempat gersang, Engkau memberikan hidup; di mana orang hampir kehilangan hidup, Engkau memberikan harapan. Semoga kami Kaubangkitkan serta Kaujadikan orang yang riang gembira, karena selalu Kaulindungi dan Kaujaga.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.       Amin. 
  
Bacaan dari Kitab Kejadian (18:1-15)
    
"Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan? Aku akan kembali kepadamu, dan Sara akan mempunyai anak laki-laki."
  
Sekali peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon tarbantin di Mamre. Waktu itu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya di kala hari panas terik. Ketika ia mengangkat mata, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Melihat mereka, ia bergegas dari pintu kemahnya menyongsong mereka. Ia bersujud dan berkata, “Tuanku, jika aku mendapat kasih Tuan, singgahlah di kemah hambamu ini. Biarlah diambil sedikit air, basuhlah kaki Tuan, dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah hamba mengambil sepotong roti, agar Tuan-Tuan segar kembali. Kemudian bolehlah Tuan-Tuan melanjutkan perjalanan. Sebab Tuan-Tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka, “Buatlah seperti yang engkau katakan.” Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata, “Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!” Lalu Abraham berlari ke lembu sapinya, mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya, dan memberikan kepada seorang bujangnya yang segera mengolahnya. Kemudian Abraham mengambil dadih, susu dan anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya kepada mereka. Abraham sendiri berdiri dekat mereka di bawah pohon itu sementara mereka makan. Sesudah makan, bertanyalah mereka kepada Abraham, “Di manakah Sara, isterimu?” Jawab Abraham, “Di sana, di dalam kemah.” Maka berkatalah Ia, “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau. Pada waktu itulah Sara, istrimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.” Saat itu Sara mendengarkan pada pintu kemah di belakangnya. Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Maka tertawalah Sara dalam hati, katanya, “Akan berahikah aku, setelah aku menjadi layu, sedangkan tuanku pun sudah tua?” Lalu bersabdalah Tuhan kepada Abraham, “Mengapakah Sara tertawa dan berkata, ‘Sungguhkah aku akan melahirkan anak, padahal aku sudah tua?’ Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan dikau. Pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.” Tetapi Sara menyangkal, katanya, “Aku tidak tertawa”. Sebab ia takut. Tetapi Tuhan bersabda, “Tidak! Memang engkau tertawa!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Ujud Kerasulan Doa Bulan Juli 2023

 

 Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini.
Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putera-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi pembimbing dan kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan […] ini:
 

JULI 2023

Ujud Gereja Universal:  Kehidupan Ekaristi – Kita berdoa semoga umat Katolik menempatkan perayaan Ekaristi sebagai jantung kehidupan, yang mengubah hubungan antar sesama secara mendalam, dan terbuka pada perjumpaan dengan Tuhan dan sesama.


Ujud Gereja Indonesia:   Kesadaran berpolitik – Kita berdoa, semoga banyak orang muda Katolik terpanggil untuk terjun dalam dunia politik dan menjadi pejabat-pejabat di pemerintahan, agar mereka bisa turut ikut membuat kebijakan demi pembangunan bangsa dan penyelesaian persoalan sosial.

Credit: Sidney de Almeida/istock.com

   

Orang Kudus hari ini: 30 Juni 2023 Para Martir Pertama di Roma

Henryk Siemiradzki | Public domain, via Wikimedia Commons

 Hari ini, Gereja memperingati Para Martir Pertama di Roma, memperingati semua orang yang telah wafat dalam penganiayaan besar terhadap umat Kristiani di Roma, di jantung Kekaisaran Romawi, juga di jantung Kekristenan, selama masa pemerintahan Kaisar Romawi Nero. Pada saat itu orang-orang Kristen perdana mulai bertambah jumlahnya di seluruh Kekaisaran Romawi, bahkan di jantung Kekaisaran di Roma. Selama masa pemerintahan Kaisar Nero, terjadi kebakaran hebat di seluruh kota Roma, yang dikenal sebagai Kebakaran Besar Roma, di mana Kaisar menyalahkan orang-orang Kristen di kota itu, yang karenanya dianiaya dan ditangkap, dan banyak yang menjadi martir selama penganiayaan yang hebat ini.

Namun, terlepas dari tantangan dan pencobaan, penderitaan dan kesukaran yang harus mereka hadapi, orang-orang Kristen yang setia di Roma bertahan dan tetap teguh dalam iman mereka, dan sebagian besar tidak melepaskan iman mereka, meskipun banyak yang dilemparkan ke singa dan disingkirkan. tersiksa. Mereka disalahkan atas kejahatan dan kesalahan yang tidak mereka lakukan sendiri, dan kebanyakan orang sebenarnya menyalahkan Kaisar Nero sendiri, yang jelas-jelas mencari kambing hitam atas tindakannya. Para Martir Suci yang setia di Roma itu tetap teguh dalam keyakinan dan pengabdian mereka kepada Tuhan, dan mereka menjadi inspirasi dan kekuatan bagi banyak orang lain yang juga menghadapi kesulitan dan pencobaan dalam hidup selama bertahun-tahun dan generasi berikutnya. Oleh karena itu, kita semua juga harus diilhami dan dikuatkan dengan cara yang sama.

Orang Kudus hari ini: 29 Juni 2023 St. Paulus


 Paulus, dikenal sebagai Saulus (nama Romawinya) sebelum pertobatannya, lahir di Tarsus di provinsi Romawi Silicia sekitar dua atau tiga tahun setelah kedatangan Sang Penebus. Dia adalah putra dari orang tua Yahudi yang berasal dari suku Benyamin, dibesarkan menurut partai agama-nasionalis Farisi yang ketat, dan menikmati kehormatan tinggi kewarganegaraan Romawi.

Sebagai seorang pemuda dia pergi ke Yerusalem untuk terbenam dalam hukum dan sebagai gurunya adalah Gamaliel yang terkenal. Dia memperoleh keterampilan sebagai pembuat tenda, pekerjaan yang dia teruskan bahkan sebagai seorang rasul. Pada saat pelayanan Yesus dia tidak lagi berada di Yerusalem; dia juga tidak melihat Tuhan selama kehidupan duniawi-Nya. Sekembalinya ke Kota Suci, Paulus menemukan komunitas Kristen yang berkembang dan sekaligus menjadi lawan sengitnya. Ketika Stefanus meragukan hukum dan bait suci, Paulus adalah salah satu yang pertama melempari dia dengan batu;; setelah itu kepribadiannya yang berapi-api akan memimpin penganiayaan. Menghirup ancaman pembantaian terhadap murid-murid Yesus, dia bergegas ke Damaskus ketika rahmat Tuhan mempengaruhi pertobatannya (sekitar tahun 34 M; lihat 25 Januari, Pertobatan St. Paulus).

Jumat, 30 Juni 2023 Hari Biasa Pekan XII

 
 
Jumat, 30 Juni 2023
Hari Biasa Pekan XII

'. . . seorang teolog yang rendah hati, tidak akan pernah mengajarkan apapun sebagai doktrin Katolik yang benar, kecuali dia benar-benar yakin akan kebenaran yang dia nyatakan, dan membuktikannya dari Kitab Suci dan Tradisi Gereja.' (St. Agustinus)

Antifon Pembuka (Mzm 128:1)
  
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menempuh jalan yang ditunjukkan-Nya.

Doa Pagi


Ya Allah, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan menderita. Semoga, teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (17:1.9-10.15-22)
 
 
"Setiap laki-laki di antaramu harus disunat sebagai tanda perjanjian. Sara akan melahirkan bagimu seorang putra."
 
Ketika Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka Tuhan menampakkan diri kepadanya dan bersabda, "Akulah Allah yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela! Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun temurun. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kaupegang, perjanjian antara aku dan engkau serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antaramu harus disunat." Selanjutnya Allah bersabda kepada Abraham, "Tentang isterimu Sarai, janganlah kausebut lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya. Aku akan memberkatinya, sehingga ia akan menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja pelbagai bangsa akan lahir daripadanya." Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya, "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak? Dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?" Dan Abraham berkata kepada Allah, "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Tetapi Allah bersabda, "Tidak! Isterimu Saralah, yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu. Ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga." Sesudah selesai bersabda kepada Abraham, naiklah Allah meninggalkan Abraham.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Orang Kudus hari ini: 29 Juni 2023 St. Petrus


 

Nama asli Petrus adalah Simon. Kristus sendiri memberinya nama Kefas atau Petrus ketika mereka pertama kali bertemu dan kemudian memastikannya. Perubahan nama ini dimaksudkan untuk menunjukkan peringkat Petrus sebagai pemimpin para rasul dan sifat menonjol dari karakternya — Petrus (dalam bahasa Ibrani Kephas) sang Batu Karang. Petrus lahir di Bethsaida di Laut Galilea. Seperti adik laki-lakinya Andreas, dia adalah seorang nelayan dan tinggal di Kapernaum. Rumah Petrus sering menjadi tempat keajaiban, karena Guru akan tinggal di sana setiap kali Dia mengajar di tempat itu. Bersama dengan saudara laki-lakinya Yohanes dan Andreas, Petrus termasuk murid Yesus yang pertama (Yohanes 1:40-50).

Setelah tangkapan ikan yang ajaib di Laut Galilea, Petrus menerima panggilan definitifnya dan meninggalkan istri, keluarga, dan pekerjaan untuk mengambil tempatnya sebagai pemimpin Dua Belas Rasul. Setelah itu kita menemukan dia terus-menerus di sisi Yesus, apakah itu sebagai juru bicara para rasul (Yohanes 6:68; Mat 16:16), atau sebagai salah satu yang disukai secara khusus (misalnya, pada pemulihan kehidupan putri Yairus, pada transfigurasi, selama penderitaan di taman). Temperamennya yang optimis sering membuatnya tergesa-gesa, kata-kata dan tindakannya tidak direncanakan; penyangkalannya terhadap Yesus selama sengsara adalah pelajaran yang bermanfaat. Itu menonjolkan kelemahan dalam karakternya dan membuatnya rendah hati.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Meneladani Santo Petrus


 Suatu hari Yesus sedang berjalan di sepanjang pantai Laut Galilea ketika Dia melihat dua nelayan menebarkan jala mereka ke dalam air. Dia mendekati mereka dan berkata: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Markus 1:17) Kedua nelayan ini bersaudara bernama Simon dan Andreas. Guru ilahi segera memenangkan hati mereka, sehingga mereka meninggalkan perahu dan jala mereka dan mengikuti Yesus. Simon kemudian dipanggil Petrus dan menjadi pemimpin para Rasul.

Kemurahan hati Petrus dan kasih yang besar kepada Yesus terbukti di halaman-halaman Injil. Ketika Tuhan kita menubuatkan penetapan Ekaristi Mahakudus, banyak dari murid-murid-Nya tersinggung dan meninggalkan-Nya. "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" tanya Yesus kepada para Rasul-Nya. Santo Petrus menjawab Dia tanpa penundaan. “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." (Yohanes 6:68-69) Pada kesempatan lain Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Para Rasul ragu-ragu dan mulai menyarankan nama berbagai Nabi. Tetapi Santo Petrus terilhami untuk menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” Kemudian Tuhan kita menunjuknya sebagai Kepala Gereja. “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus. .. . . Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Mat 16: 15-19) Dengan kata-kata ini dilembagakan institusi yang paling tinggi dan paling kuno, Kepausan. Penerus Santo Petrus akan memerintah Gereja sampai akhir zaman dan tidak ada kekuatan, baik penganiayaan maupun kesesatan, baik tirani manusia maupun peradaban palsu, yang akan berhasil menghancurkan benteng kebenaran dan kebaikan ini.

Gambar Minggu Ini: 29 Juni 2023

Suksesi para uskup dari Gereja terbesar dan paling kuno yang diketahui semua orang, didirikan dan diorganisir di Roma oleh dua rasul yang paling mulia, Petrus dan Paulus—Gereja yang memiliki tradisi dan iman, yang turun kepada kita setelah diumumkan kepada laki-laki oleh para rasul. Karena dengan Gereja ini semua Gereja harus setuju... di dalam dirinyalah semua umat beriman memelihara Tradisi Apostolik.” (St. Ireneus, Against Heresies, 189 A.D.)

Kamis, 29 Juni 2023 Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul

Kamis, 29 Juni 2023
Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul
  
“Yesus tidak lagi memanggilnya Simon, menunjukkan otoritas dan memerintah atasnya, seperti menjadikannya milik-Nya sendiri. Tetapi dengan gelar yang menyerupai benda, ia mengubah namanya menjadi Petrus, dari kata petra (batu karang); sebab diatasnya Ia kemudian mendirikan Gereja-Nya.” (St. Sirilus dari Aleksandria)


Antifon Pembuka

Inilah orang-orang yang semasa hidupnya telah menyuburkan Gereja dengan darah mereka: dari piala Tuhan mereka telah minum dan menjadi sahabat-sahabat Allah.

These are the ones who, living in the flesh, planted the Church with their blood; they drank the chalice of the Lord and became the friends of God.

Nunc scio vere, quia misit Dominus Angelum suum: et eripuit me de manu Herodis, et de omni exspectatione plebis Iudæorum.

Doa Pagi


Ya Allah, pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus ini, Engkau telah melimpahkan sukacita yang sejati. Bantulah Gereja-Mu untuk senantiasa mengikuti ajaran Rasul-rasulmu, yang telah menyampaikan dasar iman kepada kami.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (12:1-11)
     
  
"Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."
    
Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat, Raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus, dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya. Kata malaikat itu, “Bangunlah segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya, “Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!” Petrus pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya, “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!” Lalu ia mengikuti malaikat itu keluar, dan ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi; sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata, “Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah melepaskan daku dari segala kegentaranku
atau Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 2/4)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarkan dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya!
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang bertakwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Meditasi Antonio Kardinal Bacci tentang Penderitaan

 


Kita semua wajib menderita jiwa dan raga. Penderitaan dimulai saat lahir dan berakhir saat kematian. "Seluruh hidup seorang Kristen adalah sebuah salib," (Khotbah 31) kata St. Agustinus. Untuk alasan ini kita harus mengembangkan kebajikan kesabaran. “Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang,” kata St. Yakobus, “supaya kamu menjadi sempurna dan utuh.” (Yakobus 1:4) Jika kita ingin menjadi sempurna, kita harus menerima penderitaan dan pencobaan dari tangan Allah dan mempersembahkannya kepada-Nya dalam semangat yang selaras dengan kehendak kudus-Nya. Dengan cara ini semua tindakan kita menjadi berharga, karena itu adalah tindakan silih dan cinta yang akan dihargai di Surga. Suka dan duka kita disucikan jika kita mempersembahkannya kepada Tuhan, yang mengatur segalanya untuk kebaikan kita sendiri. Para orang kudus rindu menderita karena mereka mengasihi Allah dan tahu bahwa penderitaan adalah satu-satunya cara yang benar untuk membuktikan kasih kita. Penderitaan adalah obat terbaik bagi jiwa, karena jika ditanggung dengan kesabaran, penderitaan akan menyucikan kita dan mempersiapkan kita menuju Surga. "Jika Tuhan tidak menghukum kamu karena dosa-dosamu," kata St. Agustinus, "itu adalah tanda bahwa kamu tidak lagi dianggap sebagai putra-putra-Nya." (Lib. de Pass., c. 5.) "Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya," tulis St. Paulus, "Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibr. 12:6)

3 Kunci memahami Tradisi Apostolik dari St. Ireneus

Public Domain

 
 Paus Benediktus XVI dalam kesempatan Audiensi Umum Rabu, 28 Maret 2007 memaparkan 3 kunci memahami Tradisi Apostolik. 

1. Tradisi Apostolik bersifat Publik

“Tradisi Apostolik bersifat 'publik', bukan pribadi atau rahasia. St. Ireneus tidak meragukan bahwa isi iman yang disampaikan Gereja adalah yang diterima dari para Rasul dan dari Yesus, Putra Allah. Tidak ada ajaran lain selain ini. Oleh karena itu, bagi siapa pun yang ingin mengetahui ajaran yang benar, cukuplah untuk mengetahui 'Tradisi yang diturunkan oleh para Rasul dan iman yang diwartakan kepada manusia': sebuah tradisi dan iman yang 'diturunkan kepada kita melalui suksesi para Uskup' (Adversus Haereses,  3, 3, 3-4). Oleh karena itu, suksesi para Uskup, prinsip pribadi, dan Tradisi Apostolik, prinsip doktrinal, sejalan.”

Orang Kudus hari ini: 28 Juni 2023 St. Ireneus, Uskup, Martir dan Pujangga Gereja

Public Domain

 
 Hari ini, Gereja memperingati St. Ireneus, seorang bapa Gereja yang terkenal, uskup dan martir, yang baru-baru ini diakui oleh Paus Fransiskus sebagai salah satu Pujangga Gereja yang terhormat, dengan gelar Doktor dari Gereja. Persatuan, sebagai pengakuan atas upayanya dalam membela iman melawan ajaran sesat gnostisisme dan ajaran sesat lainnya, dan dalam komitmennya kepada Tuhan, banyak karya dan tulisannya, yang mengilhami banyak orang lama setelah kematiannya, untuk mengikuti Tuhan dan mengabdikan diri diri mereka kepada-Nya dengan lebih sepenuh hati. St Ireneus telah belajar dan mendengar dari para bapa Gereja lainnya, iman dan ilham para Rasul, yang ia emban dalam misinya sendiri untuk menjadi uskup dan gembala kawanan domba Tuhan di Lyon, di bagian selatan dari apa sekarang dikenal sebagai Perancis.

St Ireneus mendedikasikan dirinya untuk mewartakan iman kepada Allah sebagai misionaris dan juga sebagai uskup dan gembala yang penuh kasih, dalam memperhatikan kebutuhan mereka yang telah dipercayakan di bawah asuhannya. Dia menghabiskan banyak upaya dalam memerangi bidah gnostik yang disebutkan di atas, mengabdikan dirinya pada banyak tulisan yang menegaskan ajaran Gereja dan kebenaran Tuhan, dan menghabiskan banyak waktu di antara kawanannya untuk merawat mereka dan memimpin mereka dari ancaman kejahatan. para nabi palsu dan guru palsu yang mungkin mencoba memutarbalikkan kebenaran dan menyesatkan mereka yang tidak cukup kuat dalam iman mereka dan mereka yang tidak waspada terhadap godaan si jahat. Menurut tradisi, dia menjadi martir karena imannya seperti banyak orang Kristen perdana dan bapa Gereja lainnya, yang berkomitmen penuh kepada Tuhan sampai akhir.

Saudara dan saudari dalam Kristus, marilah kita semua diilhami oleh teladan agung yang ditunjukkan oleh St. Ireneus, dalam pengabdiannya yang setia kepada Allah dan dalam keberaniannya untuk membela kebenaran Allah, dan dalam ketekunannya dalam pelayanannya, dalam bagaimana dia dengan setia mengabdikan dirinya kepada Tuhan dan kepada semua orang yang telah dipercayakan di bawah asuhannya. Oleh karena itu, marilah kita terinspirasi oleh teladannya dan juga oleh banyak pendahulu suci kita lainnya, Bapa Abraham, dan banyak saudara dan saudari kita, yang telah menjalani kehidupan yang layak dan suci. Semoga Tuhan selalu menyertai kita, dan kiranya Dia menguatkan setiap kita sehingga dalam setiap tindakan kita, kita selalu memuliakan Dia melalui hidup kita, setiap saat. Amin.

Rabu, 28 Juni 2023 Peringatan Wajib St. Ireneus, Uskup, Martir dan Pujangga Gereja

Karya: Sidney de Almeida/istock.com
Rabu, 28 Juni 2023
Peringatan Wajib St. Ireneus, Uskup, Martir dan Pujangga Gereja 
 
Kodrat Allah dan keagungan-Nya tidak dapat dilihat oleh sesuatu dari ciptaan yang diciptakan-Nya. Maka, Ia menampakkan diri hingga dapat dikenal dan dimengerti. (St. Ireneus)
  


Antifon Pembuka (Mal 2:6)

Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari kesalahan.

Doa Pagi
   
Ya Allah, Engkau telah menganugerahkan kepada Santo Ireneus, uskup, rahmat untuk meneguhkan Gereja-Mu dalam kebenaran dan damai. Semoga berkat doanya kami yang telah dibarui dalam iman dan kasih, selalu penuh perhatian untuk memajukan kesatuan dan kerukunan. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.    
  
Bacaan dari Kitab Kejadian (15:1-12.17-18)   
 
"Abram percaya kepada Tuhan dan hal ini diperhitungkan sebagai kebenaran, dan Tuhan mengikat perjanjian dengan dia." 
 
Pada suatu ketika datanglah sabda Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan, “Janganlah takut Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.” Abram menjawab, “Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku? Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak, dan yang akan mewarisi isi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.” Lagi kata Abram, “Engkau tidak memberi aku keturunan, sehingga seorang hambakulah yang nanti menjadi ahli warisku.” Tetapi datanglah sabda Tuhan kepadanya demikian, “Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu!” Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta bersabda, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang jika engkau dapat!” Maka sabda-Nya kepada Abram, “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Lalu Abram percaya kepada Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Tuhan bersabda lagi kepada Abram, “Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim guna memberimu negeri ini menjadi milikmu.” Tetapi Abram menjawab, “Ya Tuhan Allah, dari manakah aku tahu bahwa aku akan memilikinya?” Sabda Tuhan kepadanya, “Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati.” Abram mengambil semuanya itu, membelahnya menjadi dua lalu diletakkannya belahan-belahan itu berdampingan, tetapi burung-burung itu tidak ia belah. Ketika burung-burung buas hinggap di atas daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya. Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya. Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu. Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta bersabda, “Kepada keturunanmulah Kuberikan tanah ini, dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat yang besar itu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Melakukan Kehendak Tuhan

 

Edouard Cibot (1799-1877) : Le Confessionnal.

Dalam kehidupan spiritual, sebagaimana dalam tatanan fisik, kematian adalah awal dari kehidupan. “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.” (Yohanes 12: 24-25)

Perikop Injil ini melambangkan ajaran mortifikasi Kristen (mematikan keinginan daging) - perlu mati bagi diri kita sendiri untuk hidup di dalam Tuhan. Siapapun yang penuh dengan dirinya sendiri dan hal-hal duniawi tidak memiliki ruang di hatinya untuk Tuhan. Tidaklah mungkin, seperti yang ditunjukkan oleh St Alfonsus, untuk mengisi bejana dengan tanah dan kemudian mengisinya dengan air. Tidak ada ruang tersisa untuk air, dan jika sedikit masuk ke dalam bejana, itu bukan lagi air murni, tetapi keruh.

Kita harus mengosongkan diri kita sendiri dan hal-hal duniawi untuk memenuhi diri kita dengan Tuhan. Yesus memberi tahu kita hal ini dengan sangat jelas. "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Mat 16:24)

Jika seseorang menyangkal dirinya untuk melakukan kehendak Tuhan dalam segala hal, dia telah mencapai kematian batin yang nyata. Selain itu, dia memiliki kedamaian yang sempurna, yang terdiri dari ditegakkan dalam kasih Tuhan.

Orang Kudus hari ini: 27 Juni 2023 St. Sirilus dari Alexandria

Public Domain
 

 Hari ini Gereja memperingati St Sirilus dari Alexandria, seorang uskup yang agung dan suci, dan seorang bapa Gereja yang terkenal, dihormati sebagai salah satu Pujangga Gereja yang terhormat atas kontribusinya yang besar kepada Gereja dan umat beriman Kristiani. St Sirilus dari Aleksandria telah mendedikasikan dirinya untuk melayani Gereja dan umatnya, dan dikenang karena pembelaannya yang kukuh terhadap iman dan kebenaran Allah, di tengah banyak tantangan yang harus dia hadapi, dan bidah besar yang disebarkan oleh bidat. Nestorius dan para pengikutnya. St Sirilus tidak membiarkan kekuatan dan pengaruh dari kelompok sesat menghalangi dia dari karya dan usahanya, dan dia tidak membiarkan dirinya diombang-ambingkan oleh bujukan dan perjuangan yang harus dia tanggung. Sebaliknya, dia lebih berkomitmen untuk melakukan kehendak Tuhan dan membantu kawanannya untuk tetap setia kepada Tuhan.

Selasa, 27 Juni 2023 Hari Biasa Pekan XII

Credit:ThamKC/istock.com
Selasa, 27 Juni 2023
Hari Biasa Pekan XII

"Jangan malu berdoa rosario sendirian, saat pergi ke sekolah, ke universitas atau bekerja, di sepanjang jalan dan di kendaraan umum"- Paus St. Yohanes Paulus II

Antifon Pembuka (Mzm 15:1a.2)

Tuhan, siapa yang boleh menumpang di kemah-Mu? Orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahakuasa, andaikata Engkau tidak menunjukkan jalan, tentu kami tersesat seperti orang buta. Perkenankanlah sabda Yesus Putra-Mu selalu mengarahkan perjalanan kami, agar dapat memasuki sukacita abadi, yang Kaujanjikan kepada siapa pun yang berkehendak baik. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Bacaan dari Kitab Kejadian (13:2.15-18)   
    
"Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, sebab kita ini kerabat!"
   
Abram itu seorang yang sangat kaya. Ia memiliki banyak ternak, perak dan emas. Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu serta kemah. Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama. Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu. Maka berkatalah Abram kepada Lot, “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, antara para gembalaku dan gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untukmu? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku: jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.” Lalu Lot melayangkan pandangannya, dan dilihatnyalah bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman Tuhan, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. Hal itu terjadi sebelum Tuhan memusnahkan Sodom dan Gomora. Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu; lalu ia berangkat ke sebelah timur, dan mereka berpisah. Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap Tuhan. Setelah Lot berpisah dari Abram, bersabdalah Tuhan kepada Abram, “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan ke barat, utara dan selatan. Seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu, untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu banyak seperti debu tanah. Sebagaimana debu tanah tak dapat dihitung, demikian pun keturunanmu tak terhitung banyaknya. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu.” Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan ia menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron. Lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Meditasi Antonio Kardinal Bacci: Menyenangkan Tuhan

Martin Jernberg/Unsplash | CC0
 
Kemurnian niat terdiri dari melakukan kehendak Tuhan dalam segala hal dari motif cinta murni. Kita tidak boleh egosentris, tetapi teosentris; dengan kata lain, kita harus melakukan semua tindakan kita, bukan untuk kepuasan kita sendiri, tetapi untuk menyenangkan Tuhan. Karena Tuhan adalah tujuan akhir kita, segala sesuatu harus dilakukan untuk Dia. Mengapa kita begitu sering gelisah dan tidak puas? Itu karena kita mencari kesuksesan dan persetujuan manusia. Jika kita tidak mendapatkan ini, kita membayangkan bahwa kita telah gagal dan tidak mencapai apa-apa.

Orang menilai nilai suatu perusahaan dari keberhasilan eksternalnya dan dari jumlah kerja yang dilakukan untuk itu. Tidak demikian halnya dengan Tuhan. Dia menilai nilai tindakan kita dari ketulusan keinginan kita untuk menyenangkan Dia dan untuk membuktikan cinta kita kepada-Nya. Ini cukup bagi-Nya; sukses tidak perlu. Jika kita melakukan segalanya demi kasih Allah, kita akan selalu puas seperti para orang kudus, baik proyek kita berhasil atau gagal. Kita akan mencapai tujuan kita jika kita menyenangkan Tuhan.

Kesucian niat dalam tindakan kita adalah fundamental dalam kehidupan Kristiani. “Jika matamu baik,” Yesus sendiri berkata kepada kita, “teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.” (Mat 6:22-23) “Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (I Sam 16:7)

Seorang manusia yang bekerja semata-mata untuk cinta Tuhan akan memiliki kedamaian jiwa yang besar di kehidupan ini dan pahala yang kekal di akhirat. Tetapi jika dalam tindakan kita kita mencari kepuasan kita sendiri atau pujian manusia, kita telah menerima upah kita di bumi dan tidak dapat mengharapkan untuk menerimanya di Surga. “Mereka telah menerima upah mereka.” (Mat 6:2)

Senin, 26 Juni 2023 Hari Biasa Pekan XII

 

Senin, 26 Juni 2023
Hari Biasa Pekan XII
 
“Ketika kita hanya mengharapkan penderitaan, kegembiraan yang paling kecil mengejutkan kita: Penderitaan itu sendiri menjadi kegembiraan terbesar ketika kita mencarinya sebagai harta yang berharga.”
St Theresia de Lisieux

 
Antifon Pembuka (Mzm 33:22)

Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, sebab pada-Mulah kami berharap

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kebahagiaan, bimbinglah kiranya kami menjauhi kerusuhan dan perang, masuk ke tempat tinggal yang aman, penuh cinta kasih dan kerukunan, tempat orang bersama-sama membangun kebahagiaan berkat Yesus Kristus penunjuk jalan kami. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.   
    
Bacaan dari Kitab Kejadian (12:1-9) 
 
"Abram berangkat sesuai dengan sabda Tuhan."
 
Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram, “Tinggalkanlah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan segala kaum di muka bumi akan menerima berkat karena engkau.” Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan. Lot pun ikut bersama dengan dia. Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Abram membawa Sarai, istrinya, dan Lot, anak saudaranya, segala harta benda milik mereka dan orang-orang yang mereka peroleh di Haran. Mereka berangkat ke tanah Kanaan, dan sampai di situ, Abram berjalan melintasi negeri itu, sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu negeri tersebut didiami orang Kanaan. Maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan bersabda, “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka Abram mendirikan di situ sebuah mezbah bagi Tuhan, yang telah menampakkan diri kepadanya. Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Di sana ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat, dan Ai di sebelah timur. Lalu ia mendirikan sebuah mezbah di situ bagi Tuhan, dan memanggil nama-Nya. Sesudah itu Abram berangkat lagi, dan makin jauh ia berjalan ke tanah Negep.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy