| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kobus: Hari Rabu Abu


Rabu, 05 Maret 2014 Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang

Rabu, 05 Maret 2014
Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang
     
“Empat puluh hari yang ditetapkan oleh para rasul harus digunakan untuk berpuasa” (St. Leo Agung)
     
Antifon Pembuka (Keb 11:24.25.27)
     
Engkau menaruh belas kasih kepada semua orang, dan tidak membenci ciptaan-Mu, ya Tuhan. Engkau tidak memperhitungkan lagi dosa manusia bila ia bertobat. Engkau sayang akan mereka, sebab Engkaulah Tuhan Allah kami
  
Miseris omnium, Domine, et nihil odisti eorum quæ fecisti, dissimulans peccata hominum propter pænitentiam, et parcens illis: quia tu es Dominus Deus noster.
  
Doa Pagi

Allah Bapa kami yang Maharahim, perkenankanlah semua pengikut Kristus memasuki Masa Prapaskah ini. Kuatkanlah kami agar mampu menentang kuasa kejahatan. Semoga kami dapat menyangkal diri dan menemukan kekuatan karena berpuasa dan berpantang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yoel (2:12-18)
 
"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
         
“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: “Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 813
Ref. Mohon ampun kami orang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-6a.12-14-17; Ul: 3a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:20 - 6:2)
   
"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan." 
    
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebab teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Jangan kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
  
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."
     
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Hari ini kita merayakan hari Rabu Abu, hari puasa dan pantang, sebuah perayaan yang membuka Masa Prapaskah. Di masa yang penuh rahmat dan berkat ini bersama Gereja kita hendak meneladan Tuhan Yesus yang berpuasa dan berpantang selama 40 hari. Jika Yesus berpuasa dan berpantang untuk mempersiapkan diri-Nya sebelum berkarya di tengah-tengah bangsa Israel, umat Katolik berpantang dan berpuasa untuk mempersiapkan diri menyambut hari raya Kebangkitan Yesus dari kematian. Inilah yang membedakan puasa dan pantang yang dilakukan Yesus dan yang kita lakukan. Persamaan dan keduanya adalah bahwa puasa dan pantang adalah sebuah masa persiapan, sebuah masa di mana kita dibentuk secara rohani agar lebih dekat dan fokus hanya pada Kerajaan Allah.

Hal menarik yang kita lakukan setiap tahun adalah memulai masa yang agung ini dengan menandai dahi kita dengan abu. Itulah alasannya perayaan hari ini disebut hari Rabu Abu. Tradisi ini tentu sudah sejak lama dilakukan oleh Gereja Katolik meskipun harus diakui bahwa bacaan-bacaan kitab suci hari ini tidak disinggung sedikit pun tentang penggunaan abu atau debu. Meski begitu, Tradisi penggunaan abu ini sangat tepat dan sangat teologis.

Abu atau debu adalah benda yang sering dianggap kotor, dianggap sebagai sampah atau sesuatu yang harus dibuang. Dari pengalaman hidup sehari-hari kita dapat merasakan betapa sering kita terganggu oleh debu. Anda dapat membayangkan betapa jengkelnya seorang ibu jika rumahnya selalu dipenuhi dengan debu atau seorang pengendara kendaraan bermotor yang harus menutup mulutnya di jalanan yang berdebu. Ya, debu adalah sesuatu yang dianggap tidak berguna, sesuatu yang hina, sesuatu yang mengganggu. Namun, sadarkah kita bahwa debu akan menjadi akhir dari hidup kita sendiri? Sungguh suatu hal yang sangat mengagumkan bahwa Gereja mengajak kita untuk menyadari arti dari debu yang hina dan tak berguna itu pada Masa Prapaskah ini.

Hari ini dalam Injil kita mendengar bagaimana Yesus mengajarkan pada kita cara memberi sedekah, berdoa dan berpuasa yang benar. Ketiga hal yang disebut oleh Yesus ini merupakan tindakan ulah bakti yang khas pada masa Prapaskah. Memberi sedekah, berdoa dan berpuasa yang diajarkan oleh Yesus ini harus dilakukan tanpa mencari muka, tanpa mendapat imbalan, pujian dari orang lain apalagi untuk kepentingan kampanye seperti sering dilakukan oleh para calon pemimpin bangsa ini. Unsur egosentrisme harus jauh dari ketiga ulah bakti ini. Pertobatan dan kasih kepada sesama harus menjadi motivasi yang menggerakkan kita melakukan ulah bakti ini. Seperti abu atau debu yang tampak hina dan tidak pernah menyombongkan diri, demikianlah kita hendaknya melaksanakan tindak ulah bakti selama masa Prapaskah ini.

Kita patut bersyukur bahwa Tuhan memberi sebuah kesempatan bagi kita untuk mempersiapkan diri menuju kemenangan Paskah. Oleh karenanya jangan sia-siakan kesempatan penuh rahmat ini, agar mahkota kemuliaan tidak diambil dari kita. (RUAH)
      
***                    
     
Misa terdiri atas dua bagian, yakni Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi. Keduanya berhubungan begitu erat satu sama lain, sehingga merupakan satu tindak ibadat. Sebab dalam Misa Sabda Allah dihidangkan untuk menjadi pengajaran bagi orang-orang beriman, dan Tubuh Kristus dihidangkan untuk menjadi makanan bagi mereka. Di samping itu, ada Ritus Pembuka dan Ritus Penutup. --- Pedoman Umum Misale Romawi, No. 28

Selasa, 04 Maret 2014 Hari Biasa Pekan VIII

Selasa, 04 Maret 2014
Hari Biasa Pekan VIII
   
“Sabda yang diperanakkan Bapa di tempat yang tinggi, secara tak terkatakan, tak dapat dimengerti, tak terpahami dan kekal abadi, adalah Ia yang dilahirkan pada masanya oleh Perawan Maria, Bunda Allah” (St. Atanasius)
  
Antifon Pembuka (Mzm 98:1a)
  
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib!
 
Doa Pagi

Bapa yang Mahakudus, resapilah dan kuasailah akal budi kami dengan terang Roh Kudus-Mu. Dengan demikian, sikap hidup kami tetap terarah hanya kepada-Mu, dan dapat taat setia mengabdi dan mengikuti panggilan-Mu hingga kelak boleh masuk Kerajaan-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Santo Petrus mengajak umat untuk menaruh harapannya kepada Kristus. Agar harapan itu terpenuhi, maka kita diminta menjadi anak-anak terang yang berlaku kudus. Jika demikian, pasti tak akan ada yang dikecewakan harapannya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:10-16)
  
"Para nabi telah bernubuat tentang kasih karunia bagimu. Sebab itu waspadalah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia itu."
  
Saudara-saudara terkasih, para nabi telah menyelidiki dan meneliti keselamatan kalian. Mereka telah bernubuat tentang kasih karunia yang diperuntukkan bagimu. Mereka telah meneliti pula saat yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada dalam diri mereka. Roh itu sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudahnya. Kepada para nabi itu telah dinyatakan bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, melainkan melayani kalian dengan segala sesuatu yang sekarang diberitakan kepada kalian dengan perantaraan mereka yang diutus oleh Roh Kudus surgawi menyampaikan berita Injil kepada kalian. Dan pokok pewartaan itu ialah apa yang bahkan para malaikat pun ingin mengetahuinya. Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat, dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kalian pada waktu kalian belum beriman. Hendaklah kalian menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang telah memanggil kalian itu kudus. Sebab ada tertulis: Hendaklah kalian kudus, seperti Aku kudus adanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3c-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib! Keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Para pengikut Kristus dituntut memiliki sikap lepas-bebas. Tak ada sesuatu di luar Kristus yang mengikatnya. Jika tidak, perkembangan hidup rohani kita akan menjadi sedemikian lamban.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:28-31)
  
"Sekalipun disertai penganiayaan, pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat dan di masa datang menerima hidup yang kekal."
  
Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau.” Maka Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus menunjukkan kepada para murid bahwa barangsiapa yang meninggalkan segala sesuatu, mereka akan mendapatkan kembali berlipat ganda. Orang yang dengan sukarela meninggalkan apa yang sementara di dunia ini, tidak akan kehilangan ganjarannya. Orang yang mengandalkan Allah dalam kehidupan ini tidak akan kehilangan berkat yang melimpah. Hidup kekal menjadi jaminan hidup bagi mereka.
  
Selama Masa Prapaskah, organ dan alat musik lainnya hanya boleh dimainkan untuk menopang nyanyian, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV) dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam masa ini. (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 313)
     
Doa Malam

Terima kasih ya Bapa, kasih-Mu senantiasa menyertai kami. Semoga kami pun mampu membalas kasih-Mu dengan rela membagi kasih kepada sesama melalui sikap dan tingkah laku kami, seperti yang diteladankan oleh Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan, kami. Amin.


RUAH

Senin, 03 Maret 2014 Hari Biasa Pekan VIII

Senin, 03 Maret 2014
Hari Biasa Pekan VIII

Damai dengan Tuhan diberikan kepada kita, jika barang-barang ciptaan dipakai secara tepat. (St. Gregorius Agung)

Antifon Pembuka (lih. 1Ptr 1:9)
   
Bergembiralah dengan sukacita yang tak terkatakan, sebab kita sudah mulai menikmati kebahagiaan surgawi, dan akan mencapai tujuan iman kita, yakni keselamatan.
  
Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, bagi orang yang benar-benar menaruh cinta kasih kepada-Mu dan kepada sesama, maka iman adalah keuntungan yang amat besar, harta benda yang tak ternilai. Kami mohon berilah kebebasan sejati, yang tak terikat oleh kehormatan atau pun kekayaan. Curahkanlah kebijaksanaan-Mu yang luhur kepada kami, agar kami berani mengorbankan segalanya dan mengikuti Yesus Kristus, Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:3-9)
    
"Sekalipun kalian tidak melihat Kristus, namun kamu mengasihi-Nya. Kalian percaya dan bergembira karena sukacita yang tak terkatakan."
   
Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus! Berkat rahmat-Nya yang besar kita telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Kita lahir untuk hidup penuh harapan dan untuk memperoleh warisan yang tak dapat binasa, yang tak dapat cemar dan tak dapat layu yang tersimpan di surga bagi kalian. Kuasa Allah telah memelihara kalian karena iman sementara kalian menantikan keselamatan yang telah tersedia yang akan dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kalian harus berdukacita sejenak, oleh berbagai-bagai pencobaan. Semuanya itu dimaksudkan untuk membuktikan kemurnian iman kalian yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kalian memperoleh puji-pujian, kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kalian belum pernah melihat Dia, namun kalian mengasihi-Nya. Kalian percaya kepada Dia, sekalipun kalian sekarang tidak melihat-Nya. Kalian bergembira karena sukacita yang mulia dan tidak terkatakan, karena kalian telah mencapai tujuan iman, yaitu keselamatan jiwa kalian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selama-lamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 111:1-2.5-6.9.10c; Ul:5b)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki, selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya. Kekuatan perbuatan-Nya Ia tunjukkan kepada umat-Nya, dengan memberikan kepada mereka milik pusaka para bangsa.
3. Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya. Kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Ia akan disanjung sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:17-27)
 
"Juallah apa yang kaumiliki, dan ikutlah Aku."
   
Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya. Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya, “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Yesus berkata kepadanya, “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain Allah! Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” Kata orang itu kepada Yesus, “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya, “Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin. Maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari, dan ikutilah Aku.” Mendengar perkataan Yesus, orang itu menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyaklah hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka, “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi, “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Para murid semakin gempar dan berkata seorang kepada yang lain, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Pada tahun 1960-an ada sebuah rumusan doa yang bagus dalam bahasa daerah, dari satu suku di bagian timur Indonesia. Kalau diterjemahkan, doa itu berbunyi sebagai berikut: ”jalan ke surga melewati jurang yang dalam, tetapi jalan ke neraka mulus tak berbatu”. Doa ini menggambarkan bahwa betapa sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Surga dan begitu mudahnya masuk ke dalam api neraka.

Gambaran tentang sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah diungkapkan Yesus sesudah perjumpaan-Nya dengan pemuda kaya dalam Injil hari ini. Pemuda itu berpikir bahwa Hukum Taurat yang telah ditaatinya merupakan jaminan utama untuk masuk surga. Ternyata Yesus meminta lebih dari itu, yakni dia harus menjual segala harta miliknya, bersikap murah hati, mau berbagi lalu mengikuti Yesus.

Kekayaan yang kita miliki di dunia ini bukanlah sesuatu yang jahat atau salah, Apalagi kalau kekayaan itu diperoleh melalui kerja keras kita setiap hari. Kesalahan baru terjadi ketika kekayaan itu menghalangi kita untuk menikmati persatuan dengan Yesus Kristus dan kasih persaudaraan dengan sesama. Tujuan iman kita adalah keselamatan jiwa. Egoisme perlu diganti dengan sikap lepas bebas untuk berbagi.

Tuhan, ajarlah aku untuk bersikap murah hati dan rela menolong sesama yang menderita. Amin.

Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Mengingat kembali 10 Perintah Allah (Bagian 2)

Copyright: Tegar Andito

Minggu, 02 Maret 2014 Hari Minggu Biasa VIII

Minggu, 02 Maret 2014
Hari Minggu Biasa VIII
  
Yesus menghendaki penyerahan diri sebagai anak kepada penyelenggaraan Bapa surgawi, yang peduli akan kebutuhan-kebutuhan terkecil anak-anak-Nya: "Sebab itu janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang kami makan? Apakah yang kami minum?... Bapamu yang di surga tahu bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Mat 6:31-33) Bdk. Mat 10:29-31. (Katekismus Gereja Katolik, 305)

  
Antifon Pembuka (Mzm 18:19-20)
    
Tuhan menjadi sandaranku. Ia membawa aku keluar ke tempat lapang. Ia menyelamatkan aku karena Ia berkenan kepadaku.
    
Factus est Dominus protector meus, et eduxit me in latitudinem: salvum me fecit, quoniam voluit me.

   
Doa Pagi


Allah Bapa kami di surga, sumber pengharapan, kepada mereka yang takut menghadapi hari esok dan prihatin memandang hari kemudian, Engkau memberikan kepastian bahwa tiada orang yang tidak Kauperhatikan dan Kausayangi. Kami mohon kuatkanlah kami bila kami merasa bimbang dan kurang percaya. Semoga kami tak henti-hentinya mencari dan mengutamakan kerajaan surga dan keadilannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (49:14-15)
  
"Aku tidak melupakan dikau."
  
Sion berkata, “Tuhan telah meninggalkan aku, dan Tuhanku telah melupakan aku.” Maka berfirmanlah Tuhan, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 62:2-3.6-7.8-9ab; Ul: 6a)
1. Hanya dekat Allah saja aku tenang dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku. Hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
2. Hanya pada Allah saja aku tenang. Sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku. Hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
3. Pada Allah ada keselamatan dan kemuliaanku. Gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat. Curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 4:1-5)
  
"Tuhan akan memperlihatkan apa yang direncanakan dalam hati."
  
Saudara-saudara, hendaknya orang memandang kami sebagai hamba Kristus, dan pengurus rahasia Allah. Yang dituntut dari pengurus yang demikian ialah bahwa mereka nyata-nyata dapat dipercaya. Bagiku sedikit sekali artinya entah aku dihakimi oleh kamu entah oleh suatu pengadilan manusia. Malahan aku sendiri tidak menghakimi diriku. Memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Yang menghakimi aku ialah Tuhan. Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Dialah yang akan menerangi juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan. Dialah pula yang akan memperlihatkan apa yang direncanakan dalam hati. Pada saat itulah tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Firman Allah itu hidup dan kuat, sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)
  
"Janganlah khawatir akan hari esok."
   
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung; Toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal. Namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Maka janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kamu memerlukan semua itu. Karena itu carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Unsur percaya menjadi hal yang sangat penting, baik dalam pertemanan, pekerjaan dan semua segi kehidupan. Bila kita tidak mudah percaya pada sesuatu atau seseorang, akan membuat kita cenderung mereasa kuatir, cemas, akhirnya hidup menjadi kurang fokus. Ini berarti awal kekuatiran berakar dari kurangnya rasa percaya dalam diri seseorang.

Hari ini Yesus berbicara tentang kekuatiran. Yesus memahami bahwa hidup manusia sebagai sebuah peziarahan memerlukan pemaknaan setiap hari. Pasalnya, tak seorang pun tahu apa sebenarnya yang dikehendaki oleh Penciptanya dan apa yang akan terjadi selanjutnya dengan hidup mereka. Oleh karena itu, kita membutuhkan sebuah jaminan. Yesus menjamin hidup kita. Ia mengundang murid-Nya untuk memiliki kepercayaan atau iman yang mendalam akan jaminan itu seperti tertulis, “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.”

Iman yang mendalam menampilkan tiga hal pokok. Pertama, iman mendalam adalah hidup penuh harapan pada janji Tuhan. Hidup dengan keyakinan, berserah dan optimis bahwa Tuhan itu baik. “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu lebih dari burung-burung itu?” tanya Yesus. Inilah bukti kehadiran kasih Allah dalam hidup kita, maka kita dimampukan untuk selalu bersyukur dan terus bekerja semaksimal mungkin tanpa memikirkan hasil akhir. Hidup dalam pengharapan akan janji Tuhan akan mampu memupus kekuatiran kita.

Kedua, iman akan menjamin kehidupan surgawi. Ini berarti iman akan membangun kehidupan rohani, yang menata tindakan dari dalam dan melatih seseorang menjadi fokus dalam hidupnya. Layaknya seorang membangun rumah, iman merupakan pondasi awal yang menentukan atau tidaknya bangunan. Iman yang kuat akan membuat hidup menjadi lebih mudah dijalani. Apabila hidup sudah tertata dari dalam, maka akan mampu mendorong seseorang lebih fokus dalam hidup dan lebih semangat dalam bertindak. Seperti Yesus katakan, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.... kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon.”

Ketiga, beriman berarti berani hidup dalam misteri Allah. Artinya, kita berani percaya pada sesuatu yang mengatasi indera. Memang, itu bukanlah hal yang mudah. Pergumulan hidup setiap hari, memaknai, mengucap syukur dan yang terpenting menjalani kehidupan dengan setia adalah kunci dalam memahami misteri Allah itu. Percaya dan terus percaya akan kasih-Nya disertai dengan semangat bekerja yang tinggi sampai akhir hidup kita menghantar pada kepenuhan misteri itu.

Pada zaman ini memang cukup berat karena orang lebih suka cari jalan pintas. Semua serba instan, kurang mau berproses dan sulit untuk menjadi setia. Inilah penghalang yang segera harus diubah, karena membuat orang sering mudah menjadi kuatir dengan hidupnya.

Mari bercermin ke dalam diri kita, apakah kekuatiran selalu menjangkiti hidup kita? Benarkah kita yang mengaku murid Kristus sungguh sudah benar-benar percaya pada kasih-Nya? Ataukah kita memilih hidup di dalam iman yang dangkal, yang diwarnai dengan mudah mengeluh dan melakukan segala sesuatu asal-asalan saja? Kita mesti bertobat dan beriman kuat! (RUAH)

Sabtu, 01 Maret 2014 Hari Biasa Pekan VII

Sabtu, 01 Maret 2014
Hari Biasa Pekan VII
  
“Terang matahari yang kita lihat dengan mata badani mengibaratkan Surya Kebenaran yang kita lihat secara rohani” (St. Gregorius Agrigentinus)
  
Antifon Pembuka (Mzm 141:2)
  
Semoga doaku membubung ke hadirat-Mu bagaikan dupa dan tangan yang kutadahkan bagaikan kurban senja.
 
Doa Pagi
   
Tuhan, doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan banyak jiwa. Karena itu, pada hari Sabtu Imam ini kami berdoa bagi para imam-Mu agar pelayanan doa yang mereka lakukan setiap hari mampu mengantar banyak jiwa kepada keselamatan. Berkatilah juga agar mereka menjadi imam-imam-Mu yang suci dan setia, senantiasa meneladan Engkau, Gembala Agung yang baik, kini dan sepanjang masa. Amin.

Yakobus berbicara tentang kekuatan doa. Kondisi hati yang bersih dari dosa, dan menyerukan doa yang lahir dari iman mampu menjadi daya penyembuh. Bahkan jika doa itu diintensikan untuk orang yang sesat, agar kembali ke jalan Tuhan. Doa Elia menjadi buktinya.

Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (5:13-20)

Saudara-saudara, kalau di antara kalian ada yang menderita, baiklah ia berdoa. Kalau ada yang bergembira, baiklah ia menyanyi. Kalau di antara kalian ada yang sakit, baiklah ia memanggil penatua, supaya mereka mendoakan dia serta mengurapinya dengan minyak demi nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan si sakit dan Tuhan akan membangunkan dia. Dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kalian saling mengaku dosa dan saling mendoakan, supaya kalian sembuh. Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita! Ketika ia bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, maka hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun enam bulan. Lalu ia berdoa pula, dan langit menurunkan hujan, dan bumi pun mengeluarkan hasilnya. Saudara-saudara, jika ada di antara kalian yang menyimpang dari kebenaran, dan ada orang yang mau mengantarkan dia berbalik, ketahuilah, barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga doaku membubung ke hadapan-Mu, ya Tuhan, bagaikan dupa.
Ayat. (Mzm 141:1-2.3.8)
1. Ya Tuhan, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, dengarkanlah suaraku, di kala aku berseru kepada-Mu! Bagi-Mu biarlah doaku seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang tengadah menjadi seperti kurban petang.
2. Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku! Tetapi kepada-Mulah mataku tertuju, ya Allah, Tuhanku; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Yesus menegur para murid yang melarang anak-anak datang kepada-Nya. Alasan sangat mendasar, yaitu merekalah yang empunya Kerajaan Allah. Dari peristiwa itu Yesus mengajarkan bahwa kualitas hati anak kecil merupakan teladan hati yang terbuka untuk menerima Kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:13-16)

Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus supaya Ia menjamah mereka. Tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Melihat itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalang-halangi mereka! Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Kemudian Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka dan memberkati mereka.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Anak kecil seringkali dipakai oleh Yesus dalam pengajaran-Nya. Anak kecil adalah gambaran dari orang-orang yang mengandalkan Tuhan dalam kehidupan mereka. Mereka menyerahkan diri dan percaya penuh kepada-Nya. Itulah sebabnya, Yesus menegaskan bahwa orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Kita diundang untuk melihat kembali ke dalam diri kita masing-masing. Apakah kita mempunyai hati dan memiliki sikap seperti anak kecil?

Doa Malam

Allah yang berbelaskasih, terima kasih atas penyertaan-Mu dari pagi hingga malam ini. Terimalah rasa syukurku atas segala perjuangan hari ini yang boleh aku alami bersama-Mu. Berkatilah istirahatku malam ini. Semoga istirahat malam ini memberi energi yang baru untuk menyongsong hari esok yang cerah. Amin  

  
RUAH

Surat Gembala Prapaskah 2014 untuk Keuskupan Surabaya

Surat Gembala PRAPASKAH 2014
MEWUJUDKAN KELOMPOK KECIL UMAT YANG MISIONER
Bagi Umat Katolik Keuskupan Surabaya
    
(Hendaknya Surat Gembala ini dibacakan di semua gereja dan kapel dalam wilayah Keuskupan Surabaya pada tanggal 1 – 2 Maret 2014)

No. 54/G.111/II/2014

Saudara-saudari terkasih,
Sesaat lagi kita akan memasuki masa Prapaskah. Selama 40 hari, dimulai pada hari Rabu Abu yang jatuh pada tanggal 5 Maret 2014, kita diajak untuk membangun sikap tobat dan kasih. Masa ini menjadi persiapan rohani agar kita dapat dengan layak merayakan inti iman kita (sengsara, wafat, dan kebangkitan Tuhan) dalam rangkaian perayaan Paskah.

Dalam masa Prapaskah, Gereja mengajak kita merenungkan kebesaran kasih Allah kepada kita, umat-Nya. Kebesaran kasih itu jauh melampaui pelbagai macam dosa yang kerap membelenggu hidup kita. Bacaan pertama hari ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak pernah meninggalkan dan melupakan umatNya dalam pergulatan melawan dosa. Kebesaran kasih Allah bahkan digambarkan melebihi kasih yang mengikat seorang ibu dengan anaknya. “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungan-nya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” (Yes 49:15)

Kebesaran kasih itu menunjukkan bahwa kita amatlah berharga di hadapan Allah. Martabat kemanusiaan kita jauh melampaui segala burung di langit yang tidak pernah menabur dan menuai tetapi tetap bisa hidup dalam kecukupan; kita pun jauh lebih indah di mata Allah, daripada bunga bakung di ladang yang tetap tumbuh elok tanpa bekerja dan memintal (bdk. Mat 6: 26.28). Semua gambaran dalam Injil hari ini menunjukkan bahwa Allah senantiasa memperhatikan hidup kita.

Dalam masa Prapaskah, saat kita membangun sikap tobat dan kasih, sebenarnya kita diajak untuk membangun sikap percaya akan kasih dan penyelenggaraan Allah dalam hidup manusia. Sikap ini menjadi pijakan kokoh untuk menyingkirkan segala kekuatiran dan egoisme yang seringkali menjadi akar perkembangan pelbagai macam dosa. Keberanian mengikis akar dosa akan memampukan kita untuk lebih memilih Allah dan kebenaran-Nya yang membawa pada keselamatan, daripada Mamon yang menjerumuskan ke dalam dosa. Pertobatan akhirnya menjadi wujud pembaharuan diri kita untuk selalu kembali kepada Allah setelah kita jatuh dalam dosa.

Saudara-saudari terkasih, sebagaimana tradisi yang hidup dalam Gereja, pertobatan dan kasih haruslah terwujud dalam pilihan sikap dan tindakan. Secara khusus dalam masa Prapaskah hal ini kita nyatakan dengan melakukan Aksi Puasa dan Pembangunan (APP). Tema APP Keuskupan Surabaya 2014, selaras dengan prioritas program ArDas tahun ini, adalah: Mewujudkan Kelompok Kecil Umat yang Misioner

Tema APP ini menegaskan dua hal. Pertama, Gereja pada hakekatnya adalah persekutuan, kelompok umat beriman. Hakekat ini tampak dari sejarah keselamatan sebagaimana diwartakan dalam Kitab Suci. Allah menyatakan diri-Nya, memilih, dan memanggil Abraham bersama segenap keluarganya menuju negeri yang dijanjikan-Nya (bdk. Kej 12:1). Pilihan itu menjadi semakin jelas dalam ikatan perjanjian yang menjadikan bangsa Israel, keturunan Abraham, sebagai umat-Nya: “Aku akan mengangkat kamu menjadi umatKu, dan Aku akan menjadi Allahmu.” (bdk. Kel 6:6) Perjanjian itu bahkan diperbaharui dan disempurnakan dalam diri Yesus Kristus sehingga mencakup semua orang yang percaya kepada-Nya dari segala jaman. Inilah kumpulan umat Allah yang baru, disatukan bukan karena daging melainkan karena Roh Allah (bdk. Yoh 3:5-6).

Kedua, sebagai persekutuan umat beriman Gereja bersifat misioner : diutus untuk mewartakan keselamatan Allah. Hakekat perutusan ini lahir dari Allah sendiri yang “menghendaki agar semua orang diselamatkan” (bdk. 1Tim 2:4). Kehendak Allah ini berpuncak dalam perutusan Yesus, Putera-Nya sendiri, yang datang ke dunia untuk menghadirkan karya keselamatan dalam seluruh sabda dan karya-Nya. Karena itu, Gereja sebagai persekutuan umat beriman mengambil bagian dalam tugas yang sama, sebagaimana dibuat Yesus: Sang Imam, Nabi, dan Guru.

Kita menyadari bahwa tidaklah mudah menghidupi dua hal tersebut. Itu sebabnya melalui masa pertobatan kita ingin berbenah dan memperbaiki diri. Ada keprihatinan dan tantangan yang harus kita hadapi. Di satu sisi bisa dirasakan bahwa pemahaman dan kesadaran kita tentang pentingnya dimensi persekutuan dan tugas misioner Gereja masih perlu terus dikembangkan. Di sisi lain kesadaran dan pemahaman yang ada kerapkali justru merosot karena lemahnya kehendak untuk berkomunikasi serta merebaknya sikap egoistis dan individualistis. Perjumpaan dan pembinaan dalam pelbagai kelompok, entah teritorial maupun kategorial, juga tampak semakin bersifat massal seiring bertambahnya jumlah umat.

Keprihatinan dan tantangan itu secara nyata kerap kali muncul dalam kesulitan untuk mengadakan pertemuan dalam kelompok umat beriman. Pertemuan rutin dalam bentuk kegiatan kelompok seperti pendalaman iman, diskusi, sharing, atau rapat seringkali tak banyak diminati umat. Demikian juga tak jarang ada banyak kelompok merasa kesulitan untuk berbagi tugas atau merencanakan kegiatan karena terbatasnya umat yang bersedia terlibat. Dalam situasi ini, tidak heran bila ada di antara kita yang merasa tidak tersapa dan ditinggalkan sendirian.

Melalui kegiatan APP selama masa Prapaskah, saya mengajak Anda sekalian untuk merefleksikan sekaligus mewujudkan hakekat hidup gerejani kita sebagai kelompok umat beriman dan tugas perutusannya untuk mewartakan keselamatan. Berkat pembaptisan sesungguhnya setiap orang kristiani digabungkan dalam hakekat persekutuan dan tugas perutusan ini.

Marilah kita keluar dari kungkungan pola hidup beriman yang egoistis dan individualistis untuk berani berjumpa dan berkumpul bersama saudara seiman serta terlibat aktif dalam gerak perutusan Gereja. Kebersamaan sebagai umat beriman dapat dimulai dari kelompok kecil umat yang secara rutin bertemu untuk berdoa bersama, membaca dan mendengarkan sabda, serta berbagi pengalaman iman dan membantu mereka yang membutuhkan. Visi kebersamaan ini semoga membantu kita mencapai kepenuhan manusiawi sekaligus kristiani karena kita hanya dapat bertumbuh dan mewujudkan panggilan dalam kaitan dengan orang-orang lain (bdk. KASG, 149).

Secara konkret, dalam masa yang penuh rahmat ini saya mengajak Anda semua untuk dengan setia: pertama, memberikan waktu untuk terlibat dan hadir dalam pertemuan bersama umat di lingkungan, wilayah/stasi, paroki, atau dalam kelompok kategorial lain yang diikuti; kedua, menambah kesempatan dalam olah rohani dan matiraga, keikutsertaan dalam perayaan ekaristi serta pengakuan dosa agar batin semakin siap dan terarah bagi Allah; ketiga, mewujudkan kepedulian aktif dalam semangat solidaritas dan subsidiaritas bagi kebaikan bersama, misalnya dengan aksi dan karya sosial untuk membantu rehabilitasi korban bencana G. Kelud, dan bentuk-bentuk karya sosial lainnya seturut kebutuhan; keempat, berpartisipasi secara aktif dalam proses PEMILU mendatang sebagai wujud tanggungjawab sosial kita demi perbaikan mutu kehidupan berbangsa dan bernegara.

Semoga Allah memberkati dan membimbing pertobatan kita dalam masa Prapaskah ini. Pada gilirannya, kiranya rahmat pertobatan semakin membawa kita untuk mencintai Allah dan sesama dengan lebih tulus dan total.

Surabaya, 25 Pebruari 2014
Berkat Tuhan,

+ Vincentius Sutikno Wisaksono

Uskup Surabaya

Jumat, 28 Februari 2014 Hari Biasa Pekan VII

Jumat, 28 Februari 2014
Hari Biasa Pekan VII

Dengan salib, Yesus telah membebaskan kita dari tirani iblis yang telah mengantar kita ke dalam dosa (St. Yohanes Maria Vianey)

Antifon Pembuka (Mzm 103:1-2)

Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!

Doa Pagi

Allah Bapa yang maha pengasih, Engkau telah menciptakan manusia dan alam semesta dengan cinta kasih-Mu. Singkirkanlah ketegaran dan kesombongan kami agar benih-benih cinta kasih yang telah Kautanam dalam hati kami dapat berkembang dan berbuah. Dengan pengantaraan, Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (5:9-12)

Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu. Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan. Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8-9.11-12)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, jangan lupa akan segala kebaikannya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia murka, dan tidak selamanya Ia mendendam.
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah besar kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takut akan Dia! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat.
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:1-12)

Pada suatu hari Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang Sungai Yordan. Di situ orang banyak datang mengerumuni Dia, dan seperti biasa Yesus mengajar mereka. Maka datanglah orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus. Mereka bertanya, “Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?” Tetapi Yesus menjawab kepada mereka, “Apa perintah Musa kepadamu?” Mereka menjawab, “Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Karena ketegaran hatimulah Musa menulis perintah untukmu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka pria dan wanita; karena itu pria meninggalkan ibu bapanya dan bersatu dengan isterinya. Keduanya lalu menjadi satu daging. Mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia.” Setelah mereka tiba di rumah, Para murid bertanya pula tentang hal itu kepada Yesus. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan wanita lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika isteri menceraikan suaminya lalu kawin dengan pria yang lain, ia berbuat zinah.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Ingin tahu lebih banyak bisa menjadikan manusia lebih bijaksana dan mengerti rahasia lebih jelas. Orang Farisi ingin belajar dari Yesus, apakah boleh seorang menceraikan isterinya dan kawin lagi. Yesus menjawab dengan tegas: jika orang cerai dan kawin lagi, maka ia berbuat zinah. Pertanyaan orang Farisi sekian puluh abad yang lampau kiranya masih relevan pada jaman sekarang ini.

Masalah kawin cerai tidak hanya melanda dunia dan kehidupan para artis. Di banyak negara yang memperbolehkan terjadinya perceraian dan kawin lagi, angka perceraiannya sangat tinggi bahkan di atas 50%. Alasan yang sepele, kecil dan sebenarnya kurang berarti bisa menjadikan suami atau isteri menjatuhkan talak, menggugat perceraian. Tentu saja umat Katolik yang hidup di tengah tengah masyarakat seperti itu mudah terpengaruh. Alasan ekonomi, munculnya ketidak cocokan satu sama lain, tidak memiliki keturunan, akan dengan mudah diakhiri dengan perceraian. Ujung-ujungnya kawin lagi. Tidak mudah untuk menyadarkan makna pentingnya perkawinan yang seharusnya berlangsung seumur hidup.

Yesus menegaskan bahwa hubungan saling mencintai dalam perkawinan merupakan hubungan yang disatukan oleh Allah. Cinta mereka merupakan cinta Ilahi, sehingga tak boleh diceraikan oleh manusia. Allah mengangkat martabat cinta manusiawi menjadi cinta ilahi yang abadi bagi pasangan suami isteri. Itulah makna sakramen perkawinan di dalam Gereja Katolik.

Contemplatio: Resapkan pengalaman cinta dalam keluargamu. Betapa Tuhan memberikan cinta-Nya melalui Yesus Kristus kepada Gereja-Nya yang menjadi model cinta suami-isteri.

Oratio:Ya Tuhan Yesus, sentuhlah hubungan cinta dalam keluargaku agar semakin bermartabat, dihayati dengan setia dengan kegembiraan sepenuhnya. Amin.

Missio: Mulai hari ini aku akan memperhatikan setiap anggota keluargaku sebagai ungkapan cinta Allah yang begitu besar tanpa pamrih untukku pribadi dan seluruh anggota keluargaku.

Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Penyehatan Sikap Berliturgi Kita


“Sekarang ini kita mempergunakan teks liturgi dengan Bahasa Inggris berdasarkan terjemahan baru. Hal ini melambangkan banyak sekali hal. Kita sungguh-sungguh menyadari kebaruan arti dari kata-kata yang kita pergunakan. Kita harus benar-benar memusatkan perhatian pada kata-kata itu. Kita membutuhkan pendekatan baru yang segar berhadapan dengan kebiasaan-kebiasaan dan rasa familiar kita yang sudah lama sekali terbentuk”.

Kata-kata itu diucapkan oleh Mgr. Vincent Nichols, Uskup Agung Westminster, Inggris, pada Hari Perayaan Tahunan Bagi Para Imam di Keuskupan Agung itu, ketika bacaan harian menyajikan bacaan injil dari Yoh. 17:1-11.

“Perasaan kecewa” yang sama sepertinya ada juga pada kita di Indonesia ini, ketika, setelah sekian lama ahli-ahli liturgi dan ahli-ahli bahasa Indonesia, dengan rajin dan tekun mempelajari, mempertimbangkan dengan mendiskusikannya secara tulus dan tuntas, akhirnya menetapkan “Tata Perayaan Ekaristi Bahasa Indonesia”, Vatikan tetap ngotot tentang harus dipertahankannya rumusan “dan bersama rohmu” – “et cum spiritu tuo” sebagai persyaratan untuk mendapatkan recognitio. Sikap Vatikan yang sering kita nilai “kuno dan kolot”, dan memberi kesan bertentangan dengan prinsip aggiornamento serta pembaruan-pembaruan termasuk yang bersifat inkulturatif yang juga sangat dianjurkan oleh Konsili Vatikan II, dengan mudah menimbulkan sikap repulsif terhadap apa yang datang dari Vatikan.

Dalam homili yang diberinya judul “Kita Berbusana Misa untuk Meminimalkan Kecenderungan-kecenderungan Pribadi Kita”, Mgr Nichols di hadapan para imamnya mengakui: “Di antara kita, para imam, dengan sangat mudah Liturgi menjadi titik pertentangan. Padahal bukan begitulah yang seharusnya”. Lalu dikemukannya apa yang menjadi keyakinannya, yang diharapkannya akan menjadi keyakinan para imamna juga dalam menghayati liturgi, terutama Perayaan Ekaristi. Katanya:

“Yang menjadi keyakinan pertama saya adalah ini: Liturgi tidak pernah menjadi milik saya sendiri, atau menjadi buah hasil ciptaan saya sendiri. Liturgi adalah sesuatu yang dianugerahkan kepada kita oleh Bapa. Oleh karena itu, citarasa selera saya sendiri, kesukaan-kesukaan saya pribadi, kepribadian saya sendiri, pandangan-pandangan saya pribadi tentang Gereja, semuanya bersifat marginal, tidak banyak berarti dan kurang penting ketika saya sampai pada urusan mempersembahkan misa. Kita mengenakan busana misa justru untuk meminimalkan preferensi-preferensi pribadi kita, dan bukan untuk mengungkapkannya, apalagi untuk menekankannya. Liturgi bukan milik kita. Liturgi tidak pernah boleh dipergunakan sebagai suatu bentuk pengkapan diri sendiri. Di dalam keuskupan, ketika imam-imam suatu paroki berubah, seharusnya ada sesuatu yang dengan jelas tetap berlanjut tanpa berubah, yakni cara kurban misa dipersembahkan. Kurban Misa adalah tindakan Gereja. Inilah yang menjadi pokoknya, dan bukan yang menjadi pendapat saya. … Tugas saya hanyalah untuk tetap setia”.

Sikap repulsif tersebut, juga yang datang dari kalangan para imam, sering masih dipanas-panasi lagi dengan semangat spontanitas yang oleh sementara imam diyakini sebagai yang terbaik, karena dianggap otentik, apalagi yang ditopang dengan unsur-unsur inkulturatif, kreatif dan inovatif yang mengatasnamakan kemajuan. Mgr Nichols dalam homilinya bagi para imam di keuskupannya itu langsung menambahkan keyakinannya yang kedua, yakni, “bahwa Liturgi membentuk kita dan bukan kita membentuk Liturgi. Kata-kata Kurban Misa membentuk iman kepercayaan dan doa-doa kita. Kata-kata Liturgi jauh lebih baik daripada kreativitas kita yang spontan. … Ditahbiskan ke dalam pribadi Kristus sebagai Kepala, saya hanyalah sebuah instrumen, sebuah sarana kecil dalam misteri yang agung itu. Ini sangat penting. Kurban Misa yang saya rayakan setap pagi membentuk hati saya untuk seluruh hari yang akan datang. … Nanti, dalam semua peristiwa hari itu, dalam keputusan-keputusan yang saya ambil, dalam kata-kata yang saya ucapkan, harapan saya yang paling besar … adalah, bahwa Tuhan akan berkenan mempergunakan saya dan bahwa saya, secara pribadi, tidak menjadi penghalang bagi jalan-Nya. Kita semua adalah pelayan-pelayan Liturgi dengan mana Allah membuka bagi kita curahan hidup-Nya yang menyelamatkan”.

Karena itu, gagasan ketiga yang diharapkannya menjadi keyakinan para imamnya adalah ini: bahwa mereka harus senantiasa menjunjung tinggi kebenaran sentral ini: bahwa jantung liturgi adalah perjumpaan Umat Allah dengan Tuhannya. Segala sesuatu tentang Liturgi harus melayani maksud tujuan ini.

Secara logis Mgr. Nichols mengakhiri homilinya pada perayaan tahunan untuk imamat di Keuskupannya itu dengan mengatakan:

“Point keempat saya yang terakhir adalah ini: kapan saja Liturgi Gereja, yakni Perayaan Kurban Misa, sungguh-sungguh merasuk ke dalam hati dan jiwa kita, maka buah hasilnya adalah rasa keterutusan yang berkobar-kobar”.


Perjumpaan kita dengan Tuhan dan pengalaman akan kasih-Nya membuahkan kesiap-sediaan untuk menjawabnya, teristimewa dalam memberi perhatian kepada mereka yang paling miskin dan paling membutuhkan, sebab justru mereka inilah yang paling karib dengan Hati Sang Juruselamat itu. Di antara para imam dan umat hendaklah senantiasa ada pelayanan bagi Tuhan, pelayanan yang sederhana, tetapi penuh dengan sukacita.

Marilah, saudara-saudaraku terkasih, dengan senang hati kita terima segala upaya untuk mencari pembaruan di dalam perayaan-perayaan Misa kita, sambil senantiasa tetap berada di bawah bimbingan Gereja saja. Dan semoga iman kepercayaan kita dan doa-doa kita dari hari ke hari tetap dibimbing oleh apa yang dimintakan dari pihak kita. Amin.

Penulis adalah Romo Gerard Widyo-Soewondo, MSC, Kepala Departemen Dokumentasi dan Penerangan (Dokpen) KWI.

Sumber: Kolom Antar Komisi Majalah Liturgi Vol. 22, no. 4, Juli – Agustus 2011

 

Kamis, 27 Februari 2014 Hari Biasa Pekan VII

Kamis, 27 Februari 2014
Hari Biasa Pekan VII

“Penyesatan itu terutama bersifat buruk, kalau ia dilakukan oleh orang-orang terpandang dan kalau karena itu orang-orang lemah dibahayakan. Ini yang membuat Tuhan kita berseru: "Tetapi barang siapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut" (Mat 18:6) Bdk. 1 Kor 8:10-13.. Penyesatan itu bobotnya sangat berat, kalau dilakukan oleh para pendidik dan para guru. Karena itu, Yesus mempersalahkan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi bahwa mereka adalah serigala berbulu domba Bdk. Mat 7:15..” (Katekismus Gereja Katolik, 2285)

Antifon Pembuka

Barangsiapa memberi kalian minum air secangkir, karena kalian adalah pengikut Kristus, ia takkan kehilangan ganjarannya.

Doa Pagi

Bapa yang Mahapengasih, di zaman konsumerisme dan hedonisme yang semakin merajalela ini, bantulah aku untuk keluar dari sikap egoisme. Dengan demikian aku mampu selalu bersyukur atas berkat dan rahmat-Mu, sehingga aku tidak mudah terlena akan sarana komunikasi yang kurang sehat dan mengakibatkan ketidakadilan bagi sesama. Amin.

Dengan sangat keras Yakobus menegur orang-orang kaya yang tamak. Mereka hidup berfoya-foya, sementara upah para pekerja mereka tahan. Mereka memperlakukan orang jujur dengan sangat buruk, tanpa bisa dilawan.

Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (5:1-6)
   
Hai kalian orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kalian. Kekayaanmu sudah membusuk dan pakaianmu sudah dimakan ngengat. Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kalian, dan akan makan dagingmu seperti api. Kalian telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena kalian telah menahan upah para buruh, yang telah menuai hasil ladangmu. Dan keluhan mereka yang menyabit panenmu telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam. Kalian telah hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya di bumi. Kalian telah memuaskan hati sama seperti pada hari pembantaian. Kalian telah menghukum, bahkan membunuh orang jujur, dan ia tidak dapat melawan kalian.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Ayat. (Mzm 49:14-15ab,15cd-16,17-18,19-20)
1. Inilah jalan orang-orang yang mengandalkan dirinya sendiri, ajal orang-orang yang bangga akan perkataannya sendiri. Seperti domba mereka meluncur ke dalam dunia orang mati; gembalanya ialah maut;
2. Mereka turun langsung ke kubur, perawakan mereka hancur, dunia orang mati menjadi tempat kediaman mereka. Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menarik aku.
3. Janganlah takut, apabila seseorang menjadi kaya, apabila kemuliaan keluarganya bertambah, sebab pada waktu mati semuanya itu tidak akan dibawanya serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia.
4. Sekalipun pada masa hidupnya ia menganggap dirinya berbahagia, sekalipun orang menyanjungnya karena ia berbuat baik terhadap dirinya sendiri, namun ia akan sampai kepada angkatan nenek moyangnya, yang tidak akan melihat terang untuk seterusnya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagai sabda Allah.

Aneka bentuk penyesatan selalu ada, baik dari luar atau dari diri kita sendiri. Cara mencegahnya adalah dengan memotong akarnya. Namun ada cara pencegahan yang lebih manusiawi, yakni dengan tak jemu-jemu berbuat baik (bdk. Ay. 50b), walau hanya sekadar memberi minum air secangkir.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:41-50)
       
Pada suatu hari berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya." "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. Karena setiap orang akan digarami dengan api. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan


Seorang murid Yesus harus menghindarkan diri dari kemungkinan memberi skandal kepada orang lain. Dengan cara itu, mereka meluputkan diri dari siksaan neraka yang disimbolkan dengan api dan ulat bangkai. Yesus lalu menunjukkan sikap yang harus dibangun, yaitu menjadi garam bagi sesama. Ia harus menjadi pembawa damai dalam hidup bersama.

Doa Malam

Bapa, terimalah persembahan hidupku. Semoga segala usaha dan karyaku hari ini, yakni untuk berdamai dengan diri sendiri maupun dengan sesama berkenan kepada-Mu. Bila ada kekurangan, sudilah Engkau mengampuniku. Engkaulah Allah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy