Kamis, 17 April 2014
Malam: Kamis Putih --- Peringatan Perjamuan Tuhan.
Misa merupakan pelaksanaan perintah eksplisit dari Yesus Kristus, suatu
perintah yang dikeluarkan pada saat peralihan dalam pelayanan-Nya, suatu
perintah yang terdapat dalam Injil dan dalam salah satu Surat Rasul
Paulus. Yesus mengajarkan bahwa Ekaristi sudah digambarkan dalam manna
yang diberikan Allah ketika Israel keluar dari Mesir (lihat Yoh
6:49-51). Tentunya, lama sebelum melakukan Perjamuan Malam Terakhir,
Yesus sendiri juga sudah melukiskan Ekaristi melalui penggandaan roti
untuk memberi makan orang-orang yang mengikuti Dia. Ia menguraikan
teologi dari kehadiran Ekaristis-Nya dalam pembicaraan yang terkenal
sebagai "Roti Hidup" (Yoh 6:26-58). "Akulah roti hidup yang turun dari
surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu adalah daging-Ku, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia" (Yoh 6:51). Daging-Nya adalah roti dan
darah-Nya adalah minuman. Ini berkaitan langsung dengan pernyataan-Nya
atas roti dan anggur pada Perjamuan Malam Terakhir: "Inilah tubuh-Ku....
Inilah cawan darah-Ku" --tindakan yang diperintahkan oleh-Nya agar
diulangi oleh para Rasul-Nya. Yesus tidak memperlakukan "roti" dan
"darah" dan "daging" itu sebagai kiasan. Dalam wacana Roti Hidup bahasa
yang digunakan oleh-Nya mengguncangkan para pendengar-Nya. Kata-kata-Nya
lebih terlukiskan dalam bahasa Yunani; Ia menyatakan kepada kerumunan
orang agar "mengunyah" dan "menggigit" daging-Nya. Semakin orang
menunjukkan rasa jijik, semakin jelas dan realistislah bahasa Yesus itu.
(Scott Hahn)
Antifon Pembuka (Gal 6:14; PS 496/MB 417)
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus, pohon
keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan
pembebasan kita.
We should glory in the Cross of our Lord Jesus Christ, in whom is our
salvation, life and resurrection, through whom we are saved and
delivered.
Nos autem gloriari oportet, in cruce Domini nostri Iesu Christi: in quo
est salus, vita, et resurrectio nostra: per quem salvati, et liberati
sumus.
Pengantar
Nos autem gloriari oportet in cruce Domini nostri Jesu Christi.
Selayaknya kita berbangga dalam salib Yesus Kristus.
Kalimat di atas adalah antifon/nyanyian pembuka Misa Kamis Putih Malam,
yang kita nyanyikan yang didasarkan pada ayat Kitab Suci tepatnya dari
Gal 6:14. Kita bisa menemukan syair lagu ini pada Puji Syukur nomor 496,
yang oleh KWI disarankan sebagai nyanyian pembuka Misa Kamis Putih
Malam, atau Madah Bakti 417. Gereja menghendaki kita untuk mengaitkan
upacara Kamis Putih tidak hanya sebatas ‘kasih’, namun juga dengan
sengsara dan wafat Tuhan, termasuk kebangkitan-Nya. Perlu diketahui
pula bahwa hitungan hari dalam liturgi mengikuti tradisi Yahudi dimana
hari dimulai saat setelah matahari terbenam. Jadi hari pertama dari
Trihari Paskah dimulai pada hari Kamis sore saat matahari terbenam
sampai Jumat sebelum matahari terbenam. Sehingga Trihari Paskah tidak
diawali dari hari Kamis pagi, melainkan pada sore hari saat Misa Kamis
Putih dirayakan. Dengan demikian maka hari pertama Trihari Paskah
terdapat dua perayaan besar, yakni Kamis Putih yang diadakan malam hari
dan Jumat Agung yang diadakan jam 3 siang. Hari kedua adalah Jumat
malam sampai Sabtu menjelang Malam Paskah; dan hari ketiga mulai Malam
Paskah, sampai dengan Misa Hari Raya Paskah sore pada hari Minggu yang
menutup Trihari Paskah. Dari penjelasan di atas tampak lebih jelas,
bahwa nyanyian pembuka PS 496/MB 417 tidak hanya membuka Kamis Putih,
namun juga membuka keseluruhan Trihari Paskah yang berpusat pada wafat
Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya yang mulia. Nyanyian ini
tidak hanya mengajak kita untuk merenungkan bagaimana caranya saling
mengasihi, tapi juga wujud kasih yang paling besar yang dicontohkan
Tuhan sendiri, yakni kesediaan-Nya untuk menderita dan wafat di kayu
salib. Pada hari raya Paskah, salib tidak lagi dimaknai sebagai sumber
penderitaan, namun sebagai kemenangan. Dan kita pun terkadang menyebut
tanda salib sebagai tanda kemenangan. Maka dari itu pantaslah kita
berbangga dalam salib Yesus Kristus.
Doa Malam
Ya Allah, dalam perjamuan malam yang amat kudus ini, Putra Tunggal-Mu
menyerahkan diri-Nya kepada kematian, mempercayakan kepada Gereja kurban
yang baru dan kekal, serta perjamuan cinta kasih-Nya. Semoga kami yang
merayakan perjamuan malam ini menimba kepenuhan kasih dan hidup dari
misteri yang luhur dan agung itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (12:1-8.11-14)
"Aturan perjamuan Paska."
Pada waktu itu berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir,
“Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang
pertama bagimu tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap jemaat Israel:
Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh
masing-masing menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap
rumah tangga. Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk
menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama dengan
tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang
anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap
orang. Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela dan berumur satu
tahun; kamu boleh mengambil domba, boleh kambing. Anak domba itu harus
kamu kurung sampai tanggal empat belas bulan ini. Lalu seluruh jemaat
Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari. Darahnya
harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada
ambang atas rumah, tempat orang-orang makan anak domba itu. Pada malam
itu juga mereka harus memakan dagingnya yang dipanggang; daging panggang
itu harus mereka makan dengan roti yang tidak beragi dan sayuran pahit.
Beginilah kamu harus memakannya: pinggangmu berikat, kaki berkasut, dan
tongkat ada di tanganmu. Hendaknya kamu memakannya cepat-cepat. Itulah
Paskah bagi Tuhan. Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri
Mesir, dan membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia maupun
anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman. Akulah
Tuhan. Adapun darah domba itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah
tempat kamu tinggal. Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan
melewati kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah
kamu, pada saat Aku menghukum negeri Mesir. Hari ini harus menjadi hari
peringatan bagimu, dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan
turun temurun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu. Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; R: lh. 1Kor 10: lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku
akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang
dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu.
Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan
nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh
umat-Nya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 11:23-26)
"Setiap kali kamu makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan."
Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu ini telah aku terima
dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam Ia diserahkan,
mengambil roti, dan setelah mengucap syukur atasnya, Ia memecah-mecahkan
roti itu seraya berkata, “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu;
perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!” Demikian juga Ia mengambil
cawan, sesudah makan, lalu berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru
yang dimeteraikan dalam darah-Ku. Setiap kali kamu meminumnya,
perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku.” Sebab setiap kali kamu makan
roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia
datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, Mzm 95:8ab, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 13:34)
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:1-15)
"Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir."
Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah
tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sebagaimana Ia senantiasa
mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka
sampai saat terakhir. Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis
membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk
mengkhianati Yesus. Yesus tahu, bahwa Bapa telah menyerahkan segala
sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali
kepada Allah. Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia
mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya.
Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki
murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada
pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus
kepada-Nya, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus
kepadanya, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak mengerti sekarang, tetapi
engkau akan memahaminya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya, “Selama-lamanya
Engkau tidak akan membasuh kakiku!” Jawab Yesus, “Jikalau Aku tidak
membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku.” Kata
Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga
tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya, “Barangsiapa sudah mandi,
cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Kamu
pun sudah bersih, hanya tidak semua!” Yesus tahu siapa yang akan
menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, “Tidak semua kamu bersih.”
Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali
ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengertikah kamu apa yang
telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu
itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Nah, jikalau Aku, Tuhan
dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki.
Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga
berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
“Saatnya telah tiba, Yesus mengasihi murid-murid-Nya hingga
kesudahannya. Di malam terakhir itu Ia mengajar mereka melakukan
pekerjaan hamba, dengan membasuh kaki mereka. Tindakan tidak lazim ini
sangat mengejutkan, bahkan menuai protes. Tapi Yesus tetap melakukannya
sebagai suatu ‘ajaran baru’.
Membasuh kaki adalah panggilan. Para murid dipanggil untuk saling
membasuh kaki dan saling melayani. Apa yang dilakukan Yesus belum dapat
mereka pahami saat ini. Tapi, kelak mereka akan memahaminya. Petrus
memberontak dan tidak mau dibasuh oleh Yesus. Sikap yang sama pernah ia
tunjukkan, tatkala Yesus menubuatkan kematian-Nya sebagai hamba. Dengan
keras, Yesus sekali lagi menegur Petrus. Dia ingin Petrus sadar bahwa
tindakan membasuh ini penting. Bila Petrus tidak mau dibasuh kakinya, ia
tidak dapat mengambil bagian dalam Yesus. Tampaknya hal ini lebih dari
sekadar pelayanan Kristiani.
Pembasuhan kaki punya makna simbolis, yaitu kematian Yesus sebagai
hamba. Maka, pembasuhan kaki mutlak perlu. Beberapa makna simbolis
pembasuhan kaki adalah: Pertama, pembasuhan kaki melambangkan kematian
Yesus sebagai hamba. Kedua, syarat untuk berpartisipasi dalam kematian
Yesus ialah melalui Pembaptisan. Tanpa pembaptisan orang tidak dapat
mengambil bagian dalam Yesus. Ketiga, dengan Pembaptisan, kita sudah
bersih seluruhnya dan tidak perlu dicuci lagi. Keempat, semua ini pada
gilirannya mengantar kita kepada peranan sebagai pelayan. Karena itu,
kita harus saling melayani. Kelima, karena kita dibaptis dalam kematian
Yesus yang menyelamatkan, maka kita harus meniru teladan-Nya. “Sebab Aku
telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat
sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh 13:15).
Gambar profetis saling membasuh kaki ini berbicara tentang peranan
semua orang Kristen, terutama para pemimpin Gereja. Kesukaran Petrus
adalah kesukaran setiap pemimpin Gereja berkenaan dengan pelayanan
kristiani. Pembasuhan kaki membuat kita semua harus tunduk membungkuk,
bahkan mencium debu, simbol sikap rendah hati. Karena itu, menjadi
pelayan sejati hanya mungkin, bila orang mau rendah hati. Pancaran
kerendahan hati tampak jelas tatkala manusia saling membasuh kaki. (Simon Rande, O.Carm/Cafe Rohani)