| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

Selasa, 02 September 2014
Hari Biasa Pekan XXII

1Kor. 2:10b-16; Mzm. 145:8-9,10-11,12-13ab,13cd-14; Luk. 4:31-37.

Setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

   

Kagum saya pada setan ini. Semula, ia bersikap garang terhadap Yesus (Luk 4:33-34), namun akhirnya takut dan taat juga pada-Nya. Ia menuruti perintah-Yesus untuk meninggalkan orang yang dirasuki dan tanpa menyakitinya (Luk 4:35). Saya jagi malu sama ini setan karena kadang saya lebih jahat daripada setan. Mungkin anda juga demikian. Pertama, kadang kita tidak mau mendengarkan dan taat pada sabda dan kehendak Tuhan. Kita seringkali egois dan 'nggugu karepe dhewe', melakukan hanya yang kita inginkan dan kita senangi, tidak peduli kalau hal itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang kedua, kalau setan saja tidak menyakiti orang yang semula dirasukinya, kita justru sering berbuat sebaliknya. Dengan mudah kita menyakiti hati orang lain. Kalau orang itu tidak mau kita 'rasuki', artinya tidak mau mengikuti kemauan kita atau tidak mau menerima ide, gagasan dan jalan pikiran kita, dengan mudah kita memusuhi, memaki-maki dan menjelek-jelekkannya di hadapan orang lain. Bahkan, orang yang tidak bersalah apa-apa pada kita pun, kadang kita sakiti, entah dengan kata-kata langsung atau kalimat-kalimat sms/WA/bbm yang menyakiti hati. Hal ini terjadi hanya karena salah paham, bahkan karena maksud baik yang tidak dimengerti. Nah, sekarang marilah kira punya rasa malu terhadap setan 'yang baik' ini dengan semakin taat pada Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya serta berusaha untuk tidak pernah menyakiti orang lain.
  
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin bijaksana dalam berpikir, berkata, bersikap dan bertindak, supaya dengan mentaati-Mu, kami tidak melukai hati sesama kami. Amin. -agawpr-

Paus Fransiskus: Sangat menyedihkan menemukan orang-orang Kristen yang melemah

Injil, Ekaristi dan Doa adalah tiga karunia yang memungkinkan kita untuk berjalan di jalan Kristus, bukan jalan dunia. Ini adalah tema alamat Paus Fransiskus selama doa Malaikat Tuhan hari Minggu.

Bapa Suci merefleksikan Injil hari ini dari St Matius, dimana Yesus mengatakan murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem untuk menderita, mati dan bangkit dari kematian. Ketika Petrus menegur-Nya, Yesus pada gilirannya mencela dia berkata: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Saat kritis ini, Bapa Suci mencatat, berbicara kepada realitas Kristen saat ini yang menjalankan risiko menjadi duniawi, atau " menjadi lemah."

"Sangat menyedihkan menemukan orang-orang Kristen yang melemah, yang seperti anggur bercampur dengan air," kata beliau. "Anda tidak bisa mengatakan apakah mereka Kristiani atau duniawi."

"Sangat menyedihkan untuk menemukan orang-orang Kristen yang tidak lagi menjadi garam dunia. Dan kita tahu bahwa ketika garam telah tawar, tidak lagi berguna. Garam mereka telah kehilangan rasa nya karena mereka berkomitmen untuk roh dunia ini. Artinya, mereka telah menjadi duniawi. "

Paus menekankan perlunya orang-orang Kristen berada dalam suatu keadaan pembaharuan yang konstan. Untuk mencapai hal ini, beliau menyoroti tiga karunia, yang pertama, untuk membaca dan merenungkan Injil.

"Ingatlah, itu akan membantu Anda untuk membawa Injil dengan Anda, sebuah buku kecil Injil, di dalam saku baju atau tas Anda, dan membaca bagian kecil di siang hari. Tapi selalu Injil karena ini membawa Sabda Yesus dan mampu membacanya, " beliau mengingatkan umat beriman.

Menerima Ekaristi, terutama selama Misa hari Minggu, dan menghabiskan beberapa hari retret, ia menambahkan, "sangat penting bagi pembaruan spiritual."

"Injil, Ekaristi, Doa. Jangan lupa: Injil, Ekaristi dan Doa. Berkat karunia-karunia dari Tuhan, kita dapat menyesuaikan bukan dengan dunia, tetapi untuk Kristus, dan mengikuti-Nya pada jalan-Nya, jalan "kehilangan nyawanya sendiri" untuk memperolehnya, "kata beliau.

Menutup sambutannya, Paus Fransiskus mengatakan kepada umat beriman bahwa melalui tiga karunia ini, semua orang Kristen bisa mengikuti jalan Kristus, yang memberikan hidup-Nya, sehingga memurnikan kita dan membebaskan kita dari keegoisan.

"Perawan Maria selalu mendahului kita di jalan ini; mari kita dibimbing dan didampingi oleh-nya, " pungkasnya sebelum membacakan doa Malaikat Tuhan.

Sumber: http://www.zenit.org/en/articles/pope-francis-it-is-sad-to-see-watered-down-christians
Diterjemahkan oleh: Fans of Iman Katolik, signature ~Dv

Selasa, 02 September 2014 Hari Biasa Pekan XXII

Selasa, 02 September 2014
Hari Biasa Pekan XXII

“Selalu dan di mana-mana Gereja mempertahankan dan tetap berpandangan, bahwa keempat Injil berasal dari para rasul. Sebab apa yang atas perintah Kristus diwartakan oleh para rasul, kemudian dengan ilham Roh ilahi diteruskan secara tertulis kepada kita oleh mereka dan orang-orang kerasulan [apostolic men], sebagai dasar iman, yakni Injil dalam keempat bentuknya menurut Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.” (Konsili Vatikan II, tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum, 18).

      
Antifon Pembuka (Mzm 145:8-9)
   
Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

Tobat 3 (Bds. Luk 4:31-37)


Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah nabi yang dijanjikan oleh Musa, tempat Allah meletakkan Sabda-Nya dan yang memaklumkan segala perintah-Nya. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah nabi yang mengajar dengan wibawa dan yang kudus dari Allah. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah nabi yang penuh dengan wibawa, mengusir roh-roh jahat dan ditaati oleh mereka. Tuhan, kasihanilah kami.
 
Doa Pagi


Ya Allah, Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu untuk mengajar kami. Semoga berkat pengajaran-Nya yang penuh kuasa, kami semakin terbuka dan memusatkan perhatian pada Sabda yang akan membawa pengudusan bagi hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Keterbukaan terhadap Roh Kudus memungkinkan manusia untuk semakin menyadari identitas aslinya beserta dengan hikmat dan kebijaksanaan Roh. Oleh karena itulah Paulus mengajak jemaatnya untuk senantiasa menyadari hikmat Roh Kudus ini supaya mereka semakin sadar pula akan identitas rohaninya.
    
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:10b-16)
  
"Manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah; manusia rohani menilai segala sesuatu."
    
Saudara-saudara, Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pula tiada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menjelaskan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berbicara tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang diajarkan kepada kami bukan oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu adalah suatu kebodohan. Ia tidak dapat pula memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Sebab manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab, “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kita memiliki pikiran Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
atau Tuhan itu adil dalam segala tindakan-Nya.
Ayat. (Mzm 145:8-9.10-11.12-13ab.13cd-14)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
3. Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu. Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan.
4. Tuhan setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.
   
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 7:16; 2/4)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.
    
Kehadiran Yesus bukan sekadar mewahyukan kebijaksanaan dan keunggulan dalam memahami dan mengolah persoalan kehidupan. Dia juga mewahyukan kuasa ilahi yang hadir dan mengalir dari dalam diri-Nya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:31-37)
  
"Aku tahu siapa Engkau: Engkau Yang Kudus dari Allah."
        
Sekali peristiwa Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea. Di situ Ia mengajar pada hari-hari Sabat. Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan. Ia berteriak dengan suara keras, “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Engkaulah Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardik dia, kata-Nya, “Diam, keluarlah dari padanya!” Maka setan menghempaskan orang itu ke tengah orang-orang banyak, lalu keluar dari padanya, dan sama sekali tidak menyakitinya. Semua orang takjub, dan berkata satu sama lain, “Alangkah hebatnya perkataan ini! Dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat, dan mereka pun keluar.” Maka tersiarlah berita tentang Yesus ke mana-mana di daerah itu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
     
Renungan
     
Setan-setan takluk kepada Yesus yang penuh dengan wibawa dan kuasa. Mereka disuruh diam dan segera pergi setelah dihardik oleh Yesus. Tampaknya inilah satu-satunya cara jitu yang dibuat Yesus untuk mengusir setan itu. Kita pun mampu mengusir setan jika kita punya kuasa dan berani menghardiknya dengan penuh wibawa serta ketegasan. Namun sayang seringkali kita tak berkuasa mengusirnya. Kita tak mampu menolaknya karena kita tak tegas, tak berwibawa di hadapan si jahat itu. Karena itu bertindaklah dengan tegas sebelum si jahat menguasai.
  
Doa Malam
 
Tuhan Yesus yang berkuasa atas segalanya di bumi ini, setan pun takluk kepada-Mu. Semoga kenyataan ini semakin mendekatkanku kepada-Mu melalui kesaksianku dengan iman, harapan dan kasihku kepada-Mu dalam keseharianku. Berkatilah istirahatku sepanjang malam ini ya Tuhan. Amin.
 
 
RUAH


"Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan"

Senin, 01 September 2014
Hari Biasa Pekan XXI

 1Kor. 2:1-5; Mzm. 119:97,98,99,100,101,102; Luk. 4:16-30  
   
 "Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan"

 Setiap orang hampir pasti punya kerinduan untuk pulang kampung. Paling tidak, itu yang saya alami ketika berada jauh dari rumah. Ada rasa kangen, baik dengan orangtua, saudara, maupun suasana hidup sehari-hari yang telah sekian lama saya alami dan bagaimana pun telah membentuk saya. Ketika peristiwa "kembali" itu terlaksana, suasana yang (diharapkan) terjadi adalah perjumpaan yang hangat, banyak cerita dan canda tawa yang menggembirakan. Juga hidangan kas ndesa yang telah sekian lama tidak dijumpai. Yesus pun kiranya mengharapkan demikian. Ia kembali ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Setelah dibaptis (Luk 3:21-22) dan berpuasa di padang gurun (Luk 4:1-13) dan sebelum meneruskan karya-Nya, Ia pulang kampung. Tentu bukan untuk pamer tetapi Ia ingin agar orang-orang Nazaret menerima pengajaran-Nya dan mengalani mukjizat-mukjizat-Nya sebelum orang-orang yang lain. Wajar kan, karena Nazaret telah berjasa dalam membesarkan-Nya. Ia berharap agar kedatangan-Nya mendapatkan sambutan hangat, bukan demi diri-Nya sendiri tetapi demi keselamatan mereka. Sayang, harapan-Nya itu tidak terwujud. Meski mereka sempat membenarkan dan mengagumi-Nya, namun sekaligus mereka meragukan dan meremehkan-Nya (Luk 4:22). Bahkan, mereka mengusir-Nya dan hendak melemparkan Dia dari tebing (Luk 4:29). Yesus membandingkan sikap orang-orang Nazaret yang secara definitif menolak-Nya ini dengan sikap janda di Sarfat (Luk 4:26) dan Naaman (Luk 4:27). Keduanya memang sempat ragu dan menolak nabi utusan Tuhan. Janda Sarfat, mula-mula menolak permintaan Elia namun akhirnya percaya dan memenuhi permintaannya sehingga mengalami mukjizat (1Raj 17:8-24). Demikian pula Naaman, semula menolak permintaan Elisa namun akhirnya percaya dan melaksanakan perkataannya sehingga sembuh dari penyakit kustanya (2Raj 5:1-19a). Demikianlah proses beriman itu. Untuk menerima dan percaya penuh kepada Tuhan, tidak selalu sekali jadi. Kadang diawali dengan keraguan, bahkan penolakan. Mungkin keraguan itu tidak muncul di awal kehidupan beriman kita tetapi di tengah. Baiklah, hal itu kita terima dan kita alami sebagai dinamika hidup beriman. Namun yang jelas, jangan sampai kita menolak-Nya secara definitif, apalagi sampai mengusir Tuhan dari kehidupan kita seperti yang dilakukan orang-orang Nazaret. Dalam dinamika iman kita tersebut, Tuhan selalu setia mendampingi. Setiap saat, Ia selalu datang dan kembali kepada kita, menunggu sampai kita benar-benar mantap dan tidak pernah ragu lagi untuk percaya dan menerima-Nya secara penuh, serta untuk mencintai-Nya dengan sepenuh hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita.
  
Doa: Tuhan, berilah kami iman yang mampu untuk tetap percaya dan mencintai-Mu, kendati tidak terluput dari keraguan dan berbagai macam goncangan. Amin. -agawpr-

Senin, 01 September 2014 Hari Biasa Pekan XXII

Senin, 01 September 2014
Hari Biasa Pekan XXII
 
Ketidaktahuan akan Alkitab adalah ketidaktahuan akan Kristus (St. Hieronimus)
         
Antifon Pembuka (Luk 4:19)
  
Aku diutus oleh Tuhan, memberitakan pembebasan para tawanan, penglihatan orang buta dan pembebasan orang-orang tertindas.
 
Tobat 3 (bds. Luk 4:16-30)
 
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sabda Allah yang menjadi manusia, yang membawa Kabar Gembira bagi umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah Sabda Allah yang menjadi manusia, yang berulang kali diwartakan para nabi. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah Sabda Allah yang menjadi manusia, yang dicurahkan kepada kami. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi
    
Allah yang penuh kasih, Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu untuk menggenapi janji keselamatan-Mu. Kami mohon, buatlah kami percaya sepenuhnya kepada Putra-Mu itu sehingga kami selalu menaruh iman, harapan dan kasih kami kepada-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)
   
"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."
       
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa besar cintaku kepada hukum-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:97.98.99.100.101.102; Ul: 97a)
1. Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.
2. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
3. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.
4. Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu.
5. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
6. Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.
  
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Roh Tuhan menyertai Aku; Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik kepada orang-orang miskin.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-30)
      
"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya."
    
Sekali peristiwa datanglah Yesus di Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
    
Renungan

          
Injil pada hari ini mengungkapkan suatu fakta yang menarik bagi kita semua. Mengapa tidak? Seorang entertainment, seorang artis yang kian melejit, dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja ; tepuk tangan dan sorak – sorai terus diberikan. Apa yang terjadi dengan Yesus pada Luk 4:16-30? Yesus ditolak. Ditolak dimana? Ditolak ditempat asalnya sendiri, yaitu kota kecil Nazareth. Nazareth merupakan kota kecil, bahkan Perjanjian Lama sekalipun tidak pernah mengutip kota ini. Padahal, pada saat itu merupakan karya pertama Yesus untuk mewartakan kebenaran yang sejati, yaitu Kerajaan Allah. Tetapi sungguh ironis, Yesus justru ditolak, dihalau “… ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.” (Luk 4:29). Apa yang terjadi? Awal mula Yesus mengatakan dalam suatu nas dari nubuat Nabi Yesaya bahwa “…Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang – orang miskin...” (Luk 4:18) dan Yesus pun dengan berani mengatakan bahwa pada saat itu sebenarnya nas nubuat Nabi Yesaua tersebut sudah tergenapi (Luk 4:21).  Tanpa diduga, kita dapat memaklumi mengapa Yesus mengatakan “…"Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" (Luk 4:23).

  Kota kecil Nazareth oleh para penduduknya ingin sekali menjadi kota yang tenar. Kehadiran Yesus tidak lagi dimanfaatkan untuk mendengarkan kabar gembira dari Allah, tetapi lebih buruk dari itu ; memanfaatkan Yesus demi mencari keuntungan. Mungkin saja, apabila dikaitkan pada zaman sekarang ; dengan hadirnya satu orang yang berpotensi dalam satu kota kecil, kota kecill tersebut dapat menjadi pusat dan sentro kota – kota di Indonesia. Nyatanya tidak, Yesus menolak apa yang mereka inginkan. Yesus tentu tahu apa yang ada dalam hati mereka, sehingga dengan lebih dahulu Yesus mengatakan “…Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.” (Luk 4:25). Penduduk Nazareth marah! Tragis memang, ternyata Yesus sungguh ditolak di kampong halamannya sendiri. Yesus hanya menginginkan mewartakan kebenaran dari Bapa. Yesus mengatakan kebenaran. Yesus rela ditolak asal saja kebenaran itu telah disampaikan, sekalipun Yesus tidak memperoleh keuntungan apapun dari para penduduk Nazareth. Inilah kebenaran yang memerdekakan itu. Yesus tidak terjerat oleh para penduduk Nazareth karena pewartaan-Nya. Melainkan Yesus sungguh dibebaskan. Kita dapat membayangkan ketika Yesus mewatkana kebenaran namun disaat yang sama Yesus harus dimanfaatkan?
 
  Kita dapat belajar bahwa kebenaran iman haruslah menjadi pondasi, bertahan dan tetap berpegang teguh pada iman yang kita miliki. Ini adalah pewartaan yang paling sederhana. Bagaimana mungkin kita dapat mewartakan Kerajaan Allah? Sementara kita sendiri sulit memeprtahankannya, sekalipun dicemooh oleh orang – orang di sekitar kita. Kita harus benar – benar bebas dalam mewartakan Kerajaan Allah, sehingga tidak ada belenggu dalam pikiran kita untuk mencari keuntungan dari hasil pewartaan kita.
 
  Injil hari ini mengungkapkan bahwa misi Yesus adalah hadir dan membebaskan para tawanan, orang – orang miskin dan orang – orang tertindas. Pada zaman kini, kita terutama mewartakan dengan penuh kepastian dan kebebasan kepada mereka yang “miskin akan Allah dan para tawanan” (artinya mereka yang membutuhkan pengenalan akan Allah), ini menuntut kita untuk belajar siapa Allah yang penuh kasih itu ; serta memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan kasih kita dengan cara yang relevan di zaman kini. Semoga, benih sabda hari ini mengajak kita untuk mewartakan Kerajaan Allah sebebbas-bebasnya tanpa ada belenggu apapun untuk mencari keuntungan dari pewartaan Kristus yang tersalib!
   
 
Deus Providebit

"Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Minggu, 31 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XXII

Yer. 20:7-9; Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9; Rm. 12:1-2; Mat. 16:21-27.
  
"Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
 
Petrus, yang sebelumnya dipuji oleh Yesus kini dikatai sebagai iblis karena menjadi batu sandungan bagi-Nya. Alasannya adalah karena ia tidak memikirkan yang dipikirkan Allah tetapi hanya yang dipikirkan manusia. Apa yang dialami Petrus ini, amat sering juga kita alami. Kita tidak mampu memahami pikiran, rencana dan kehendak Allah sehingga cenderung hanya mengikuti kehendak kita sendiri. Kepada para nabi yang tugasnya mewartakan sabda dan kehendak-Nya saja, Tuhan mengatakan, "rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku ... Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (Yes 55:8.9). Kalau demikian, memang sulit bagi kita untuk mengerti dan memikirkan apa yang dipikirkan Tuhan karena terbentang jarak yang amat jauh. Namun, yang sulit itu bukan berarti tidak mungkin. Sebab, sebenarnya Tuhan sendiri berkenan memberitahukan pemikiran dan rancanganya untuk kita. "Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera  dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yer 29:11). Nah, ini. Jelas khan! Bagi kita, Tuhan mempunyai pemikiran dan rancangan damai sejahtera dan masa depan penuh harapan. Dan untuk mewujudkan rancangan-Nya itu, Ia mengutus Yesus Kristus, Putra-Nya, untuk datang ke dunia dan harus menderita sengsara serta wafat di salib lalu bangkit pada hari ketiga. Maka, ketika Petrus menolak cara Allah mewujudkan damai sejahtera dan masa depan penuh harapan bagi kita tersebut, ia dikatakan oleh Yesus tidak mengerti dan tidak memikirkan yang dipikirkan dan dirancangkan Allah. Bagaimana dengan kita? Semoga mengerti lalu mau untuk mengikuti-Nya dengan menempuh jalan yang sama: menyangkal diri, memikul salib kita masing-masing dan mengikuti Dia (Mat 16:24).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk ikut serta mewujudkan rancangan damai sejahtera-Mu bagi kami kendati kami harus menyangkal diri dan memanggul salib kami masing-masing. Amin. -agawpr-

Panggilan Tuhan


Minggu, 31 Agustus 2014 Hari Minggu Biasa XXII

Minggu, 31 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XXII
     

Murid Kristus harus mempertahankan iman dan harus hidup darinya, harus mengakuinya, harus memberi kesaksian dengan berani dan melanjutkannya; Semua orang harus “siap-sedia mengakui Kristus di muka orang-orang, dan mengikuti-Nya menempuh jalan salib di tengah penganiayaan, yang selalu saja menimpa Gereja” (Lumen Gentium 42, Bdk. Dignitatis Humanae 14). Pengabdian dan kesaksian untuk iman sungguh perlu bagi keselamatan: “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barang siapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di surga” (Mat 10:32-33). (Katekismus Gereja Katolik, 1816)

Antifon Pembuka (Mzm 85:3.5)

Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Engkau baik hati, ya Tuhan, dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.

Have mercy on me, O Lord for I cry to you all the day long. O Lord, you are good and forgiving, full of mercy to all who call to you.

Miserere mihi Domine, quoniam ad te clamavi tota die: quia tu Domine suavis ac mitis es, et copiosus in misericordia omnibus invocantibus te.

Tobat 3 (bds. Mat 16:21-27)


Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah melaksanakan kehendak Bapa, sekalipun diejek dan dicemooh orang, sebagaimana pengalaman Nabi Yeremia. Tuhan, kasihanilah kami.

Seluruh hidup-Mu merupakan ibadat kepada Tuhan, suatu liturgi hidup, sebab Engkau telah mengorbankan diri-Mu kepada Bapa. Kristus, kasihanilah kami.

Engkau telah bersabda, "Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi


Allah yang Mahakuasa, Engkaulah sumber dan asal segala yang baik. Bangkitkanlah dalam diri kami kasih akan Dikau dan tambahkanlah iman kami. Semoga Engkau memupuk benih-benih yang baik dalam diri kami dan memeliharanya sampai menghasilkan buah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (20:7-9)

  
"Firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari."
  
Kata Nabi Yeremia, “Engkau telah membujuk aku, ya Tuhan, dan aku telah membiarkan diriku Kaubujuk. Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semua orang mengolok-olokkan aku. Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru, “Kelaliman! Aniaya!” Sebab firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari. Tetapi apabila aku berpikir, ‘Aku tidak mau mengingat Tuhan, dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya’, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah Engkaulah Allahku, kucari-cari dan kudambakan Engkau jiwaku menghauskan Tuhanku laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku melihat kemuliaan-Mu yang besar Cinta-Mu lebih berharga daripada hidup hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan memuji-muji.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau melulu yang menolong dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.
        
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (12:1-2)
  
"Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup."

   
Saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihati kamu, supaya mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus yang berkenan kepada Allah. Itulah ibadahmu yang sejati! Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, mana yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:21-27)
 
"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya."
  
Sekali peristiwa Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau!” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan yang dipikirkan manusia.” Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Menyangkal adalah suatu tindakan yang tidak baik, karena seseorang tidak dianggap setia kepada majikan atau hal-hal lain yang dipercayakan kepadanya. Sehubungan dengan religiusitas, menyangkal dianggap sebagai salah satu tindakan yang sangat tidak terpuji. Orang tersebut dianggap tidak setia dan tidak berani menunjukkan sikap beriman pada religiusitasnya.

Kelihatannya, menyangkal itu tidak selamanya negatif. Contohnya adalah Injil hari ini. Yesus malah mengatakan bahwa syarat menjadi murid-Nya adalah berani menyangkal. Tetapi, yang disangkal bukan hal-hal yang datang dari luar diri, melainkan diri sendiri. Syarat ini dikatakan Yesus kepada murid-Nya, Petrus, saat ia menegur-Nya waktu mengatakan bahwa Ia akan pergi ke Yerusalem untuk menanggung banyak penderitaan dan bahkan kematian.

Yesus seakan mau menyadarkan Petrus bahwa jika Ia menuruti keinginan hati dan jika mau, Ia bisa tidak pergi ke Yerusalem untuk menghindari penderitaan dan kematian tersebut. Memilih tempat paling enak dan menyenangkan seringkali dianggap sebagai pilihan utama. Akan tetapi, Yesus tidak mengikuti kecenderungan itu. Ia tidak memilih kenikmatan hidup tersebut. Dalam konteks inilah Yesus mengajarkan kepada Petrus agar sebagai pengikut-Nya, ia berani mengatakan “tidak” pada diri sendiri.

Mengapa harus menyangkal diri sendiri? Mengapa berani mengatakan “tidak” pada diri sendiri? Yesus seakan menyingkapkan rahasia kemuridan. Rintangan untuk mencapai tujuan kemuridan bukan berasal dari orang lain, melainkan dari diri sendiri. Pengaruh orang di sekitar, godaan dari sesama, godaan setan dan lain sebagainya belum sebanding dengan godaan yang berasal dari diri sendiri. Inilah yang merintangi tujuan kemuridan.

Sehubungan dengan penyangkalan, salah seorang yang berhasil melaksanakannya secara sempurna adalah Yeremia. Ia tidak bisa jatuh pada bujukan dan rayuan mereka yang tidak percaya kepada Tuhan. Mereka selalu mengolok-olok Yeremia karena ketaatannya untuk melaksanakan firman Tuhan. Padahal, seandainya tidak taat kepada Tuhan, ia pasti tidak akan diejek. Akan tetapi, Yeremia sadar akan tujuannya sebagai nabi Tuhan, sehingga ia tidak sampai jatuh ke tangan para pembujuknya. Ia berani mengatakan “tidak” demi tujuan itu, walau kelihatan suatu kebodohan bagi orang lain (Yer 20:7-18).

Penyangkalan diri atau berani mengatakan “tidak” membutuhkan suatu pendasaran kuat, yaitu iman. Inilah salah satu ujian bagi kedalaman iman seseorang. Tidak jarang orang berpengaruh dan tergoda untuk membuat suatu perbuatan yang merugikan iman. Tidak jarang orang berbuat dosa karena tidak berani mengatakan “tidak” pada dirinya. Bahkan, tidak jarang seorang Katolik pergi meninggalkan Gereja, karena tidak berani mengatakan “tidak” pada pengaruh orang lain.

Bacaan hari ini, terlebih Injil, memberikan kepada kita suatu sikap penyangkalan diri yang seharusnya dimiliki setiap orang. Seandainya setiap orang bisa menyangkal diri atau berani mengatakan “tidak”, kemuridan Yesus yang kita miliki akan terlaksana dengan sempurna. (Edison Tinambunan; RUAH)

"Masing-masing menurut kesanggupannya"

Sabtu, 30 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XXI
  
 1Kor. 1:26-31; Mzm. 33:12-13,18-19,20-21; Mat. 25:14-30 
  
 "Masing-masing menurut kesanggupannya" 
  
Tuhan tidak pernah sewenang-wenang. Ia sangat mengenal kita, bahkan Ia lebih mengenal kita daripada kita mengenal diri kita sendiri. Itulah makanya, tidak seorang pun di antara kita yang diberi-Nya serba sama dalam segala hal. Sebab, Ia memberikan kepada kita masing-masing menurut situasi dan kesanggupan kita. Maka, kita harus membuang jauh-jauh sikap iri hati terhadap siapa pun. Kita seringkali mudah merasa iri terhadap hal baik. Di satu sisi, kalau orang lain mendapatkan anugerah, talenta atau rejeki lebih banyak, kita iri. Di sisi lain, kalau ada orang lain yang menyumbang, berderma, atau memberi lebih banyak, kita juga iri. Nah, iri hati ini biasanya tidak berhenti pada iri saja tetapi berlanjut pada kejahatan yang lain mulai dari berparasangka buruk, menuduh, menfitnah, dll. Maka, kita harus sungguh-sungguh berusaha keras untuk membebaskan diri dari iri hati ini. Tuhan memberi kepada kita sesuai kesanggupan kita dan kita memberi juga sesuai kesanggupan kita. Selain itu, jangan pernah pula kita membandingkan apa yang Tuhan anugerahkan kepada kita dengan apa yang dianugerahkan-Nya kepada orang lain. Apa pun yang Tuhan anugerahkan kepada kita, syukurilah, perliharalah, gunakanlah dan kembangkanlah sebaik-baiknya. Jangan sampai anugerah dan talenta yang Tuhan berikan pada kita, hanya kita sia-siakan atau kita sembunyikan saja. Kita tidak perlu takut untuk mengembangkan talenta kita, termasuk tidak perlu takut kalau suatu saat harus gagal atau rugi. Bagi para orangtua yang dianugerahi lebih dari satu anak, jangan pernah membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lainnya. Masing-masing oleh Tuhan diberinya anugerah dan talenta yang khas, sesuai kesanggupan dan situasinya. Maka, setiap anak harus diajak untuk mensyukuri talenta yang Tuhan berikan sekaligus didukung, dibantu dan diberi kesempatan untuk mengembangkan anugerah dan talentanya masing-masing supaya dapat berkembang secara optimal. Jangan sampai ada rasa takut dalam diri anak untuk mengembangkan talentanya lalu malah hanya menyembunyikannya sehingga tidak berkembang.
  
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk mensyukuri dan mengembangkan seoptimal mungkin apa pun yang Kauanugerahkan kepada kami, tanpa pernah kami merasa iri hati terhadap apa yang Kauanugerahkan kepada orang lain. Amin. -agawpr-

Sabtu, 30 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XXI

Sabtu, 30 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XXI
        
Jika kamu tidak setia dalam hal harta milik orang lain, yang disebut sebagai harta dunia yang tidak halal yang diberikan dari satu orang kepada yang lain; sehingga bukan milikmu sendiri; siapa yang akan memberikan apa yang menjadi milikmu? Bagaimana kamu berharap bahwa Tuhan akan memberikan kepadamu harta rohani yang jika dikelola dengan baik akan menjadi milikmu selamanya? (St. Agustinus)
    
Antifon Pembuka (1Kor 1:27)

Apa yang bodoh di mata dunia dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat.

Tobat 3 (Bds. Mat 25:14-30)

Tuhan Yesus Kristus, Engkau mempercayakan bakat-bakat kepada kami untuk diperkembangkan sambil menantikan kedatangan-Mu kembali. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau akan minta pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang dipercayakan kepada kami. Kristus, kasihanilah kami.

Engkau akan mengganjar yang bekerja dengan rajin dan tekun, namun menghukum yang lalai dan malas. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

Ya Tuhan Allah kami, bantulah agar kami selalu bersukacita dalam mengabdi Dikau. Sebab kebahagiaan kami hanya akan sempurna dan kekal jika kami selalu mengabdi kepada-Mu, sumber segala yang baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Persekutuan dengan Yesus Kristus membuat jemaat beriman dibenarkan, dikuduskan dan ditebus. Anugerah ini diterima karena Yesus Kristus. Oleh karena itulah sang rasul menegaskan bahwa jemaat harus menghindarkan diri dari sikap memegahkan diri sendiri.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 1:26-31)
   
"Yang lemah dan tak berdaya dipilih Allah."
   
Saudara-saudara, coba ingatlah bagaimana keadaanmu ketika dipanggil. Menurut ukuran manusia tidak banyak di antara kalian yang bijak, tidak banyak yang berpengaruh, tidak banyak yang terpandang. Namun apa yang bodoh di mata dunia dipilih oleh Allah, untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah, untuk memalukan yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan hina bagi dunia, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi Allah telah membuat kalian berada dalam Kristus Yesus, dan oleh Dia Kristus telah menjadi hikmat bagi kita. Dialah yang membenarkan, menguduskan dan menebus kita. Maka, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, “Barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah dalam Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.18-19.20-21)
1. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling menaruh cinta kasih, sebagaimana Aku telah menaruh cinta kasih kepadamu. Alleluya.
 
Setiap orang dipanggil untuk selalu mensyukuri anugerah Allah dengan berusaha memelihara dan mengembangkannya supaya bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan demikian akan semakin mengalirkan rahmat Allah bagi diri sendiri dan orang lain. Anugerah itu bukan untuk disimpan dan dikuburkan sehingga tidak mengalirkan rahmat Allah bagi diri sendiri dan orang lain.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:14-30)
   
"Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu."
    
Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut kemampuannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta datang dan membawa laba lima talenta. Ia berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta’. Maka kata tuannya kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang baik dan setia; engaku telah setia dalam perkara kecil. Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya, ‘Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta’. Maka kata tuan itu kepadanya, “Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Kini datang juga hamba yang menerima satu talenta dan berkata, ‘Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!’ Maka tuannya menjawab, ‘Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam. Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya, dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi’.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
   
Injil hari ini memberi warna lain dari dimensi Kerajaan Surga. Kerajaan Surga itu adalah ganjaran atas sikap dalam menggunakan kesempatan yang diberikan Tuhan. Banyak orang tak mampu menggunakan kesempatan yang diberikan Tuhan dengan baik. Mereka ini adalah orang-orang yang mengubur talentanya di dalam tanah. Mereka tak layak di hadapan Tuhan, mereka dibuang karena mereka gagal. Tuhan telah memberi kesempatan kepada kita masing-masing. Apakah aku sungguh-sungguh sudah menggunakan kesempatan yang diberikan Tuhan ini dengan baik? Atau justru aku mengubur kesempatan itu?
  
Doa Malam
 
Yesus Tuhanku, seturut sabda-Mu hari ini, Engkau berharap agar aku mau berkembang dalam segala hal yang kumiliki, yang berasal dari-Mu. Semoga apa yang telah aku usahakan sepanjang bulan Agustus ini berkenan kepada-Mu. Dipuji dan dimuliakanlah Engkau, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
 

RUAH

Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"

Jumat, 29 Agustus 2014
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis
   
Yer. 1:17-19; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17; Mrk. 6:17-29 
 Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
     
Teguran Yohanes kepada raja Herodes, menghantarnya kepada kematian sebagai martir. Karena kritik dan kebenaran yang disampaikannya, keluarga Herodes sakit hati dan menaruh dendam sampai akhirnya memenggal kepalanya setelah beberapa saat dipenjarakan. Itulah konsekuensi dari keberaniannya untuk menyampaikan kebenaran dengan mengritik penguasa. Kita pun mempunyai kisah serupa. Kalau raja Herodes mengambil istri Filipus, saudaranya, para penguasa yang kita miliki juga banyak yang semena-mena mengambil uang negara dan uang rakyat dengan melakukan korupsi dan pungutan liar (pungli). Beberapa orang yang gigih mengkritik mereka sambil memperjuangkan HAM dan kebenaran juga mengalami nasib yang sama dengan Yohanes. Mereka dibunuh atau diculik dan sampai sekarang hilang entah kemana. Ada Wiji Thukul, dkk., Udin, dan Munir. Semoga, ke depan tidak hal ini pernah terjadi lagi. Memang, memperjuangkan kebenaran, apalagi harus disertai dengan menyampaikan kritik kepada penguasa, selalu membawa risiko kematian. Namun, meski membawa resiko yang besar, Hak Asasi Manusia harus diperjuangkan dan kebenaran serta keadilan harus disuarakan agar sungguh-sungguh terwujud. Semoga, semakin banyak bermunculan suara-suara kenabian yang memperjuangkan HAM, kebenaran dan keadilan seperti Yohanes Pembaptis, Wiji Thukul, Udin, Munir, dll. Sebaliknya, semoga semakin sedikit para penguasa yang anti kritik dan hanya bisa menggunakan kekerasan untuk tidak hanya melawan para pengritiknya tetapi juga menghabisi dan menyingkirkannya. Kita dukung niat dan usaha Presiden baru kita, Ir. Joko Widodo untuk melakukan revolusi mental, yang salah satunya disampaikan dalam pidatonya ini (klik: https://www.youtube.com/watch?v=nysLBpBfX7o&feature=youtube_gdata_player). Dengan demikian, semoga Hak Asasi Manusia, kebenaran, keadilan dan kedamaian semakin ditegakkan dan diwujudkan di tanah air kita dan di seluruh dunia.
  
Doa: Tuhan bantulah bangsa kami untuk menghapuskan kebiasaan korupsi dan pungutan liar di segala tempat dan kesempatan sehingga bangsa kami mampu bangkit untuk hidup lebih damai dan sejahtera. Amin. -agawpr-

Jumat, 29 Agustus 2014 Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

Jumat, 29 Agustus 2014
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir
     
“Yohanes Pembaptis setelah lama mengalami siksaan karena dipenjara, mengakhiri hidupnya di dunia dengan menumpahkan darahnya” (St. Beda Venerabilis)

     
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 119:46-47)

Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.

Doa Pagi

   
Tuhan, Allah kami, kuatkanlah kepercayaan kami, bahwa Engkau tidak meninggalkan dunia ini, melainkan tetap mengasihi dan memeliharanya. Kami berharap pada kebahagiaan kekal di sisi-Mu, tetapi kuatkanlah juga tekat dan dedikasi kami untuk membangun dunia yang sekarang sehingga menjadi tempat tinggal yang lebih layak, sebagai pendahuluan kebahagiaan yang kami nanti-nantikan dalam Kristus, Yesus, Tuhan kami. Amin.
      

Bacaan dari Kitab Yeremia (1:17-19)
     
 
"Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka."
         
Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17)
1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:17-29)
     
"Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!"
           
Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
 Banyak orang dipecat dari tempat kerjanya, karena mengkritik keputusan Bosnya yang dianggap tidak adil dan tidak manusiawi. Banyak orang dibenci oleh teman-temannya di sekolah atau di kampus karena berani berkata benar dan tidak ikut-ikutan mencontek. Banyak pejabat pemerintah yang dikecam oleh koleganya karena nekat mempertahankan kebenaran. Masih banyak kenyataan lain yang bisa kita sebutkan untuk menunjukkan bahwa berjuang untuk mengatakan apa yang benar itu ternyata tidak selalu mudah.

 Hari ini kita merayakan peringatan wafatnya Santo Yohanes Pembaptis. Kematian Yohanes Pembaptis adalah sebuah peristiwa yang dilakukan dengan cara yang begitu kejam. Bayangkan, kepalanya dipenggal di dalam penjara oleh karena ia pernah menegur Herodes, karena ia merampas Herodias, istri Filipus, saudaranya dengan berkata, “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu!” (Mrk 6:18). Herodes marah dan mencampakkan Yohanes kedalam penjara. Herodias pun marah dan tidak henti-hentinya berusaha mencari kesempatan untuk membunuh Yohanes. Yohanes adalah sosok yang berani mengatakan kebenaran. Ia tidak peduli apa akibatnya jika orang berpegang pada prinsip-prinsip kebenaran.

 Mungkin di antara kita ada banyak orang yang kurang berani mengatakan kebenaran. Supaya orang lain tidak sakit hati, kita memilih membiarkan hal-hal yang tidak benar. Supaya hubungan tetap nyaman kita memilih diam dan tidak mencampuri keputusan dan perbuatan orang lain yang salah. Bahkan, ada yang memegang prinsip, “Lebih baik berbohong atau diam, daripada mengatakan kebenaran tapi akhirnya malah dibenci!” karena itu, kita akan “terkesan” orang baik, karena tidak banyak mengkritik dan menasihati.

 Menjadi seorang pengikut Yesus mestinya berani berkata benar. Dikucilkan, diremehkan dan diacuhkan di kalangan masyarakat atau di tempat kerja adalah risiko seorang yang berjuang demi mewartakan kebenaran. Barangkali lebih baik kita mempunyai sedikit teman tapi mengatakan kebenaran, daripada kita mempunyai banyak teman tetapi mengatakan kebohongan dan mendiamkan kebenaran.

 Jangan pernah takut mengatakan yang benar di mana pun Anda berada. Bukankah Tuhan sudah berfirman, “Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau” (Yer 1:19). (Cafe Rohani dengan perubahan)

"Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang"

Kamis, 28 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

 1Kor. 1:1-9; Mzm 145:2-3,4-5,6-7; Mat. 24:42-51 
 
"Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang" 
  
Hari ini merupakan peringatan wajib St. Agustinus, anak St. Monika. Jadi, kalau kemarin yang pesta ibunya, sekarang anaknya. Kemarin kita telah melihat bahwa air mata St. Monika mempunyai peran yang besar dalam kehidupan St. Agustinus, lebih-lebih dalam pertobatannya. Kita tahu, bahwa sebelum bertobat, hidup Agustinus sangat amburadul. Dia memang sangat pinter, tetapi tidak beriman. Ia mengikuti ayahnya, Patrisius, yang kafir. Kehidupan moralnya pun tidak karuhan. Dari salah seorang gundiknya, ia mendapatkan seorang anak yang mati muda. Namun, Monika, tak pernah henti mendoakannya. Pada saat berada di Milano, Agustinus bertemu dengan Uskup Ambrosius dan mulai tersentuh dengan kotbah-kotbah serta kesaksian hidupnya. Suatu hari ia mendengar suara seorang anak namun ia tidak melibatnya. Suara itu berbunyi "tolle lege" (Ambil dan bacalah). Maka, Agustinus segera mengambil Alkitab, membukanya dan membaca pas pada kutipan ini: "Marilah kita hidup sopan seperti yang dilakukan orang pada siang hari, jangan berpesta pora dan mabuk-mabukan. Jangan berbuat cabul dan menuruti hawa nafsu. Jangan berkelahi dan iri hati. Kenakanlah Tuhan Yesus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya." (Rom 13,13-14). Inilah awal dari pertobatan dan kehidupannya sebagai orang kudus. Dengan menghayati kutipan Kitab Suci di atas, Agustinus berjaga-jaga menantikan kedatangan Tuhan sambil terus berkarya sebagai imam, uskup, pengajar dan penulis buku tentang ajaran-ajaran Gereja. Dia menjadi salah satu Bapa Gereja terbesar yang pengajaran dan pemikiran-pemikirannya banyak mempengaruhi dan menentukan ajaran Gereja sampai sekarang. Namanya diabadikan dalam sebuah Istituto Patristicum Augustinuanum, di Roma, tempat saya saat ini belajar ilmu dan teologi bapa-bapa Gereja.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk berjaga-jaga menantikan kedatangan-Mu dengan bertobat dan memperbaiki diri terus-menerus serta memberikan diri dan menyumbangkan gagasan serta karya yang berguna bagi Gereja dan masyarakat sebagaimana diteladankan oleh St. Agustinus. Amin. -agawpr-

Kamis, 28 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Kamis, 28 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
       
“Allah yang Maha Besar sama sekali tidak membebaskan para kudus-Nya dari pencobaan, tetapi hanya melindungi hati mereka (“the inner man”), di mana iman berada, supaya dengan pencobaan dari luar, mereka [malah] bertumbuh di dalam rahmat… Pencobaan/penganiayaan ini yang terjadi di hari terakhir adalah sangat hebat, dan akan menjadi yang terakhir untuk dihadapi oleh Gereja yang Kudus di seluruh dunia, seluruh kota Kristus akan diserang oleh kota Iblis, yang keduanya ada di dunia.” (St. Agustinus)


Antifon Pembuka (Mzm 145:2-3)

Setiap hari aku hendak meluhurkan Dikau dan memuji nama-Mu selama-lamanya. Agungkanlah Tuhan dan amat terpuji, keagungan-Nya tak terselami.

Tobat 3 (bds. Mat 24:42-51)


Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah pembawa damai sejahtera ke dunia. Engkaulah yang dinanti-nantikan umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami. 
   
Engkaulah cahaya penghalau kegelapan dunia. Engkaulah yang didamba-dambakan umat manusia. Kristus, kasihanilah kami.
    
Engkaulah pembawa keselamatan dunia. Engkaulah yang diharap-harapkan umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

 
Allah Bapa kami di surga, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau berkenan menyelamatkan dunia. Tolonglah kami dalam menyiapkan diri menyongsong kedatangan Putra-Mu itu sehingga kami pantas mengalami karya keselamatan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Paulus meneguhkan umat Korintus atas iman akan Yesus Kristus yang telah mereka hidupi. Iman itu mengalirkan kasih karunia di tengah-tengah mereka. Pengalaman iman tersebut menjadi sarana bagi mereka untuk saling berbagi dan saling meneguhkan dalam perziarahan iman sampai bersatu dengan Allah sendiri.
   
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:1-9)
    
"Di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam segala hal."
         
Dari Paulus yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang kudus, serta kepada saudara sekalian di mana pun, yang berseru kepada nama Yesus Kristus, Tuhan mereka dan Tuhan kita. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kalian. Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kalian, atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kalian dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus yang telah diteguhkan di antara kalian, sehingga kalian tidak kekurangan sesuatu karunia pun sementara kalian menantikan penampakan Tuhan kita Yesus Kristus. Dia juga akan meneguhkan kalian sampai kesudahannya, sehingga kalian tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab setialah Allah yang telah memanggil kalian kepada persekutuan dengan Putera-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu selama-lamanya, ya Allah Rajaku.
Ayat. (Mzm 145:2-3.4-5.6-7)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu, dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
3. Kekuatan karya-karya-Mu yang dahsyat akan dimaklumkan, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan. Kenangan akan besarnya kebaikan-Mu akan dimasyhurkan, orang akan bersorak-sorai tentang keadilan-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, sebab kalian tidak tahu bilamana Anak Manusia datang.
 
Berjaga-jaga seperti layaknya seorang hamba yang menanti kedatangan tuan rumahnya, menjadi simbol sikap hati kita dalam menantikan persatuan kita dengan Allah. Tindakan berjaga-jaga ini mengandaikan sebuah harapan dan keterarahan hati secara terus menerus kepada Allah.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (24:42-51)
   
"Hendaklah kalian selalu siap siaga."
       
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Berjaga-jagalah, sebab kalian tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pencuri datang waktu malam, pastilah ia berjaga-jaga dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu hendaklah kalian selalu siap siaga, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga. Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberi makan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya itu, ketika tuannya datang. Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi jika hamba itu jahat, dan berkata dalam hatinya, ‘Tuanku tidak datang-datang’, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama para pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak ia sangka, dan pada saat yang tidak ia ketahui. Maka hamba itu akan dibunuhnya dan dibuatnya senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
     
Renungan

    
Tamu dan pencuri adalah orang yang berbeda karakter. Tamu masuk dengan sepengetahuan pemilik rumah tetapi pencuri tanpa sepengetahuannya. Kehadiran tamu akan dinanti-nanti sedangkan pencuri akan diwanti-wanti. Yesus menyatakan bahwa Hari Tuhan akan datang seperti pencuri. Untuk menyambutnya Santo Agustinus telah berjaga-jaga.Ia mengiisi hidupnya dengan tobat dan berbuat kasih kepada umatnya. Apakah yang sudah kubuat untuk mengisi masa berjaga-jaga ini? Apakah aku sudah dipenuhi dengan kasih dan pertobatan?
 
Doa Malam
 
Tuhan Allah yang hidup, seturut sabda-Mu Engkau mengingatkan aku untuk menjadi hamba yang setia dan bijaksana dalam menjalani hari-hari hidupku. Terima kasih ya Tuhan, Engkau telah menarik aku dari kecenderungan mengejar hasrat memuaskan diri yang dapat menjerat aku. Amin.
 
   
 RUAH

"Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"

Rabu, 27 Agustus 2014
Peringatan Wajib Sta. Monika
       

2Tes. 3:6-10,16-18; Mzm. 128:1-2,4-5; Luk. 7:11-17,
   
"Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
  
Konon katanya, seorang anak bertanya kepada ibunya, "Ibu, mengapa ibu menangis?" Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah perempuan, nak." Jawaban sang ibu ini tidak membuat anaknya mengerti. Lalu, ia bertanya pada ayahnya dan mendapat jawaban yang tidak memuaskan juga. Maka, ia pun bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, mengapa perempuan lebih banyak menangis?" Tuhan pun menjawab, "Memang, Kuberikan wanita banyak air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus pada wanita, agar dapat dia gunakan kapan pun dia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, karena sebenarnya air mata ini adalah "air mata kehidupan." Saya rasa betul. Air mata ibu, bukanlah kelemahan tetapi air mata kehidupan. Air mata ibu itu keluar sembari menahan rasa sakit bersalin ketika anak yang dikandungnya hendak memulai kehidupannya di dunia ini. Dalam diri janda Nain, air mata itu keluar sembari mengantar jenazah anak lelaki satu-satunya, tumpuan dan harapan seluruh hidupnya. Air mata itu menggerakkan belas kasih Tuhan yang kemudian menghidupkan kembali sang anak yang sudah mati. Dalam diri St. Monika, air mata itu juga bercucuran sembari berdoa sekaligus menahan rasa sedih dan perih di hati, karena Agustinus, anaknya yang "digadhang-gadhang" ternyata hidupnya tidak karuhan. Dan, berkat cucuran air matanya itu, Agustinus bertobat dan mengalami kehidupan baru bahkan menjadi seorang santo.

Doa: Tuhan, berkatilah ibu (simbok, biyung, mama, mamak) kami yang dengan air matanya telah melahirkan kami di dunia ini serta menghidupi kami sampai saat ini dengan kasih yang tanpa batas. (Bagi ibu kami yang sudah Kaupanggil, anugerahuilah beliau kehidupan abadi yang bahagia di surga). Amin. -agawpr-

(Kalau ada waktu, silakan menonton Film: Air Mata Ibu, klik: https://www.youtube.com/watch?v=KXTMbosXvho)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy