Jumat, 03 Juli 2015
Pesta Santo Tomas, Rasul
“Kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa
janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah
kepada kita. keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus” (Kis
13:32-33). Kebangkitan Kristus adalah kebenaran, di mana iman kita
kepada Kristus mencapai puncaknya: umat Kristen perdana mempercayainya
dan menghayatinya sebagai kebenaran sentral; tradisi meneruskannya
sebagai sesuatu yang mendasar, dokumen-dokumen Perjanjian Baru
membuktikannya; bersama dengan salib ia diwartakan sebagai bagian
penting misteri Paska. Kristus telah bangkit dari antara orang-orang
mati. Oleh kematian-Nya Ia telah mengalahkan kematian. Ia telah memberi
kehidupan kepada orang-orang mati. (Liturgi Bisantin, Troparion pada
hari Paskah)“
Antifon Pembuka (Mzm 117:28)
Allahkulah Engkau, Engkau kupuji.
Allahkulah Engkau, Engkau kuagungkan.
Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjadi keselamatanku.
You are my God, and I confess you;
you are my God, and I exalt you;
I will thank you, for you became my savior.
Pada Misa Pesta Santo Tomas ada Gloria (Madah Kemuliaan)
Doa Pagi
Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, kami bergembira pada Pesta Santo
Tomas, rasul-Mu yang mengimani Putra-Mu sebagai Allah. Semoga kami
senantiasa dilindungi olehnya dan kelak memperoleh kehidupan bahagia
karena percaya akan nama Yesus Kristus, Putra-Mu, dan Tuhan kami, yang
bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (2:19-22)
"Kamu dibangun di atas dasar para rasul."
Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan
sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di
atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut
dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 24:32; 2/4)
Yesus bersabda, "Hai Tomas, karena telah melihat Aku, maka engkau
percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:24-29)
"Ya Tuhan dan Allahku."
Pada hari Minggu Paskah, ketika Yesus menampakkan diri kepada
murid-murid-Nya, Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga
disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid
yang lain itu kepadanya, “Kami telah melihat Tuhan!” tetapi Tomas
berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya,
dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan
mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan
percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam
rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu
terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata,
“Damai sejahtera bagimu!” Kemudian Ia berkata kepada Tomas, “Taruhlah
jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan
ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan
percayalah.” Tomas menjawab kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata
Yesus kepadanya, “Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari ini kita memperingati Santo Tomas Rasul. Tomas—yang juga disebut
‘Didimus’ (artinya: kembar)—adalah seorang nelayan. Tetapi, ia tidak
mempunyai perahu sendiri seperti Petrus dan Andreas. Hidupnya hampir
serba kurang. Hal inilah yang membuat dia bersikap selalu hati-hati,
pesimis, ragu-ragu, dan tidak lekas mempercayai sesuatu. Sikapnya ini
terlihat dengan jelas sekali dalam sikapnya terhadap berita tentang
kebangkitan Yesus: ”Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya
dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan
mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan
percaya” (Yoh. 20:25).
Salahkah keragu-raguan Tomas ini? Tomas memang dikenal sebagai murid
yang suka mempertanyakan sesuatu kepada Yesus tentang apa yang
menurutnya belum dia mengerti dan ketahui. Ia terus terang, polos, tidak
malu-malu, dan tidak munafik menyatakan ketidaktahuannya. Dan justru
sikap ini dihargai Yesus, dan karena keingintahuannya itulah Yesus
menyingkapkan rahasia iman yang mendalam. Pada malam perjamuan akhir
ketika Yesus berpamitan, Tomas bertanya dengan polos: ”Kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” (Yoh. 14:5 ). Keraguan Tomas ini mengundang Yesus menyingkapkan rahasia Tritunggal:
”Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun datang kepada Bapa
kalau tidak melalui Aku. Kalau kamu mengenal Aku, kamu juga mengenal
Bapa-Ku” (Yoh. 14:6-7).
Belajar hal positif dari sikap Tomas ini, bahwa kita tidak boleh berdiri
diatas keraguan, tetapi keraguan menjadi cara sekaligus kesempatan kita
untuk terus mempertanyakan segala sesuatu sampai tidak bisa lagi
dipertanyakan. Artinya, sampai menemukan kebenaran sejati. Sekalipun
tentang sesuatu yang tidak kita lihat, kita dituntut untuk percaya saja,
tetapi proses menuju sikap iman seperti ini tetap harus bisa dimengerti
secara rasional. Fides quaerens intellectum—”iman mencari
pemahaman”. Dengan demikian, iman kita tidak buta dan tidak membabi buta
pula penghayatannya. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda mengerti apa
yang Anda percaya?
Tuhan, utuslah Roh Kudus-Mu agar aku bisa mengerti imanku lebih dalam lagi. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)
Antifon Komuni (Yoh 20:27)
Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan
cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi,
melainkan percayalah