Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
Dalam Angelus pada hari Minggu, Paus Fransiskus mengatakan “memikul Salib” berarti mengikuti Yesus dengan mengorbankan hidup kita untuk melayani Tuhan dan sesama. Oleh Vatican News
Dalam Injil hari Minggu, Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya tentang misteri Sengsara, Kematian, dan Kebangkitan-Nya - sebuah ajaran, kata Paus Fransiskus, bahwa para murid belum dapat memahami, karena iman mereka “masih belum dewasa, dan terlalu terikat erat. dengan mentalitas dunia. "
Paus mengatakan bahwa bagi Petrus dan murid-murid lainnya - dan bagi kita juga - Salib dipandang sebagai "batu sandungan ', sedangkan Yesus menganggap 'batu sandungan' [adalah] melarikan diri dari Salib, yang berarti memikirkan yang bukan dipikirkan Allah" Inilah, kata Paus, mengapa Yesus menegur Petrus dengan sangat keras, berkata kepadanya, "Enyahlah Iblis!"
Dalam Injil, Yesus kemudian segera menjelaskan,
“Setiap orang yang mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul
salibnya dan mengikuti Aku. Paus Fransiskus mengatakan bahwa dalam pepatah ini, Yesus “menunjukkan jalan kemuridan sejati, menunjukkan dua sikap” : menyangkal diri sendiri, yang berarti pertobatan sejati; dan memikul salib seseorang, yang “bukan hanya masalah dengan sabar menanggung kesengsaraan sehari-hari, tetapi juga menanggung dengan iman dan tanggung jawab sebagai bagian dari kerja keras dan penderitaan yang ditimbulkan oleh perjuangan melawan kejahatan.”
Berfokus pada yang terakhir, Paus berkata, "Jadi, tugas 'memikul salib' menjadi berpartisipasi dengan Kristus dalam keselamatan dunia."
Gambar Salib harus menjadi "tanda keinginan kita untuk bersatu dengan Kristus melalui kasih melayani saudara dan saudari kita, terutama yang terkecil dan terlemah," kata Paus Fransiskus; menambahkan, "Salib adalah tanda suci cinta Tuhan dan pengorbanan Yesus, dan tidak boleh direduksi menjadi benda takhayul atau kalung hiasan." Sebaliknya, Paus menjelaskan, ketika kita melihat salib, kita harus merenungkan fakta bahwa Yesus "telah menyelesaikan misi-Nya, memberikan hidup, menumpahkan darah-Nya untuk pengampunan dosa." Untuk menjadi murid-Nya, kata Paus, kita pada gilirannya harus "mengikuti Dia, mengorbankan hidup kita tanpa syarat untuk cinta kepada Allah dan sesama."
“Seperti ikan tidak bisa berenang tanpa air, dan seperti burung tidak bisa terbang tanpa udara, begitu juga orang Kristen tidak bisa maju satu langkah tanpa Kristus.” — St. Gregorius dari Nazianzus
Antifon Pembuka (Luk 4:18)
Roh Tuhan menyertaiku. Aku diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin.
Doa Pembuka Allah Bapa sumber kebenaran, janji-Mu terlaksana dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu yang terkasih. Semoga kami mampu menundukkan akal budi dan taat kepada-Mu karena kami percaya akan kekuatan salib Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami,
yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)
"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang
dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan
kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak
mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang
disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan
sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak
kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan
keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada
hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan Ref. Betapa besar cintaku kepada hukum-Mu, ya Tuhan. Ayat. (Mzm 119:97.98.99.100.101.102; Ul: 97a) 1. Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. 2. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. 3. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. 4. Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu. 5. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu. 6. Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku. Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956 Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya. Ayat. Roh Tuhan menyertai Aku; Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik kepada orang-orang miskin.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-30)
"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya."
Sekali
peristiwa datanglah Yesus di Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan
menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu
berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi
Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
"Roh
Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah
mengutus Aku
untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang
tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada
pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu
tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada
hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata
yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini
anak Yusuf?"
Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan
pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri.
Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami
dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat
asalnya.
Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia
terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup
selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang
hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah
seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di
Sarfat, di tanah Sidon.
Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak
ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman,
orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di
rumah ibadat itu.
Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke
tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari
tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka,
lalu pergi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Salah satu tugas utama imam adalah memberitakan Sabda Tuhan. Memberikan homili dalam Misa adalah tugasnya dan dia berkewajiban untuk mempersiapkannya. Namun tugas berkhotbah/berhomili memang menantang karena umat Tuhan haus akan Sabda yang menjadi daging dalam hidup mereka.
Jadi para imam dan pengkhotbah akan mengerti apa yang dimaksud Santo Paulus ketika dia berkata: "Aku datang kepadamu, aku tidak datang
dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan
kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak
mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang
disalibkan."
Tiada pengalaman yang menyakitkan selain penolakan yang kita alami dari orang-orang yang dekat dengan kita. Yesus tidak diterima di kampung halamannya sendiri. Namun, pengalaman ini tidak membuat Dia mundur, melainkan menerimanya sebagai kehendak Allah yang mau menyelamatkan semua orang. Manusia mungkin diberi dengan pengetahuan dan kecerdasan, tetapi kita juga harus ingat bahwa jalan Tuhan bukanlah jalan manusia (lih. Yes 55: 8-9). Semoga pikiran dan hati kita terbuka terhadap Sabda Tuhan saat Dia berbicara kepada kita melalui Firman-Nya.Semoga iman kita tidak bergantung pada filosofi manusia tetapi pada kekuatan Tuhan.
Antifon Komuni (1Tes 4:14)
Kalau kita percaya bahwa Yesus telah wafat dan bangkit, kita percaya juga bahwa semua orang yang meninggal dalam iman akan Yesus, akan dihimpun Allah bersama dengan Yesus.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (Mat 16:24-25)
"Terlepas dari salib, tidak ada tangga lain yang kita dapat masuk surga" (St. Rosa dari Lima).
Antifon Pembuka (Mzm 85:3.5)
Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang
hari. Engkau baik hati, ya Tuhan, dan suka mengampuni, kasih setia-Mu
berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
Have mercy on me, O Lord for I cry to you all the day long. O Lord,
you are good and forgiving, full of mercy to all who call to you.
Miserere mihi Domine, quoniam ad te clamavi tota die: quia tu Domine
suavis ac mitis es, et copiosus in misericordia omnibus invocantibus te.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa, Engkaulah sumber dan asal segala yang baik.
Bangkitkanlah dalam diri kami kasih akan Dikau dan tambahkanlah iman
kami. Semoga Engkau memupuk benih-benih yang baik dalam diri kami dan
memeliharanya sampai menghasilkan buah. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (20:7-9)
"Firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari."
Kata Nabi Yeremia, “Engkau telah membujuk aku, ya Tuhan, dan aku telah
membiarkan diriku Kaubujuk. Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau
menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semua orang
mengolok-olokkan aku. Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku
berteriak, terpaksa berseru, “Kelaliman! Aniaya!” Sebab firman Tuhan
telah menjadi cela dan cemooh bagiku sepanjang hari. Tetapi apabila aku
berpikir, ‘Aku tidak mau mengingat Tuhan, dan tidak mau mengucapkan
firman lagi demi nama-Nya’, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti
api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku
berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9; Ul: 2b, 2/4)
1. Ya Allah Engkaulah Allahku, kucari-cari dan kudambakan Engkau jiwaku
menghauskan Tuhanku laksana gurun gersang, tandus tanpa air.
2. Semoga hamba boleh memandang Tuhanku melihat kemuliaan-Mu yang besar
Cinta-Mu lebih berharga daripada hidup hendaknya mulutku memuji-Mu.
3. Demikianlah sepanjang hidupku aku hendak menghormati Engkau. Jiwaku
dikenyangkan dengan lemak dan sumsum, aku bersorak-sorai dan
memuji-muji.
4. Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. Sungguh Engkau
melulu yang menolong dan di bawah sayap-Mu sentosalah aku.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (12:1-2)
"Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup."
Saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihati kamu, supaya
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus yang
berkenan kepada Allah. Itulah ibadahmu yang sejati! Janganlah kamu
menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, mana yang
baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita, supaya
kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:21-27)
"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya."
Sekali peristiwa Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus
pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan
dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping
dan menegur Dia, katanya, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal
itu sekali-kali takkan menimpa Engkau!” Maka Yesus berpaling dan
berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan
bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan
yang dipikirkan manusia.” Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Setiap orang yang mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul
salibnya dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan
nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seseorang
jika ia memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Apakah
yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan
datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada
waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Dalam
Injil, kita melihat Yesus menunjukkan apa artinya menjadi seorang guru.
Dia memberikan ajaran tentang menjadi murid-Nya dan memikul salib. Dia
juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan dan apa yang benar-benar penting
dalam hidup.
Dia juga menunjukkan ketegasan-Nya sebagai seorang
guru ketika Dia dengan tajam menegur Petrus tentang menjadi penghambat,
karena cara berpikir Petrus tentu saja bukan cara Tuhan. Yesus melihat
pikiran Petrus yang menganggap pelayanan itu penuh dengan penerimaan
dari pihak lain dan tidak ada penolakan, dianggap sebagai pemikiran
iblis. Maka untuk sampai pada penyangkalan diri, memanggul salib harus
memiliki persepsi yang sama dengan apa yang dikehendaki Allah. Kehendak
Allah tidak lain adalah terus bertekun di dalam pelayanan, di dalam
sesulit apapun tantangan itu. Menemukan kedamaian dalam situasi itu
sehingga kita tetap bertahan dalam pelayanan. Sehingga kita berani untuk
kehilangan nyawa sekalipun untuk pelayanan itu.
Yesus adalah
seorang guru yang mengajar dengan perbedaan dan Dia mengajar dengan
otoritas. Yesus adalah seorang guru yang ingin membuat perbedaan dalam
kehidupan orang dan juga dalam hidup kita.
Ada cerita bahwa
saat makan malam, para tamu sedang duduk-duduk mengelilingi meja
membicarakan kehidupan. Seorang pria, seorang CEO, memutuskan untuk
menjelaskan masalahnya dengan pendidikan. Dia berargumen, "Apa yang
akan dipelajari seorang anak dari seseorang yang memutuskan bahwa
pilihan terbaiknya dalam hidup adalah menjadi seorang guru?" Dia mengingatkan tamu makan malam lainnya apa yang mereka katakan tentang guru, "Mereka yang bisa, lakukan. Yang tidak bisa, ajarlah. Untuk menekankan maksudnya, dia berkata kepada tamu lain; "Kamu seorang guru, Maria. Jujurlah. Kamu membuat apa?" Maria,
yang memiliki reputasi kejujuran dan keterusterangan menjawab, "Anda
ingin tahu apa yang saya buat?" Dia berhenti sebentar, lalu dia mulai. "Yah,
aku membuat anak-anak bekerja lebih keras dari yang mereka kira. Aku
membuat siswa D merasa seperti berlian yang perlu dipoles." "Saya
membuat anak-anak duduk selama 40 menit di kelas ketika orangtua mereka
tidak dapat menyuruh mereka duduk selama lima menit tanpa iPad, atau
Playstation atau Xbox, atau terpaku pada ponsel mereka."
Dia berhenti lagi dan melihat ke setiap orang di meja, dan melanjutkan, "Kamu ingin tahu apa yang saya buat?" - "Aku membuat anak-anak bertanya-tanya." - "Saya membuat mereka mempertanyakan." - "Saya membuat mereka meminta maaf dan bersungguh-sungguh." - "Saya membuat mereka menghormati dan bertanggung jawab atas tindakan mereka." - "Saya mengajari mereka menulis lalu saya membuat mereka menulis. Keyboard bukanlah segalanya." - "Saya membuat mereka membaca, membaca, dan membaca buku-buku yang bagus." -
"Saya membuat mereka menunjukkan semua pekerjaan mereka dalam
matematika. Mereka menggunakan otak yang diberikan Tuhan, bukan
kalkulator buatan manusia." - "Saya menjadikan kelas saya tempat di mana semua siswa saya merasa aman." -
"Saya membuat mereka mengerti bahwa jika mereka menggunakan hadiah yang
mereka berikan, bekerja keras, dan mengikuti kata hati mereka, mereka
bisa sukses dalam hidup."
Berhenti untuk terakhir kalinya, Maria
melanjutkan, "Kemudian, ketika orang mencoba menilai saya dengan apa
yang saya hasilkan, dengan saya mengetahui uang bukanlah segalanya, saya
dapat mengangkat kepala saya tinggi-tinggi dan tidak memperhatikan
karena mereka bodoh. Anda ingin tahu apa yang saya buat. Saya membuat
perbedaan. " "Apa yang Anda buat, Tuan CEO?" CEO tercengang, dan dia diam.
Guru
yang baik ingin membuat perbedaan dalam kehidupan siswanya. Mereka
mengajari mereka nilai-nilai yang baik dan apa yang benar-benar penting
dan penting dalam hidup. Guru yang baik mengikuti teladan Yesus
yang datang untuk mencari dan menyelamatkan apa yang hilang dan membuat
perbedaan dalam hidup kita.
Yesus mengajari kita untuk berpikir
seperti Tuhan dan tidak berpikir seperti orang dunia. Jadi seperti lilin
yang menghabiskan dirinya untuk menerangi jalan bagi orang lain, kita
memikul salib kita untuk melayani orang lain dan menuntun mereka kepada
Yesus yang akan mengajar mereka tentang kehidupan. (RENUNGAN PAGI)
“Jika engkau mengikuti kehendak Allah, engkau tahu bahwa biarpun ada
serba macam hal mengerikan yang terjadi atas dirimu, namun engkau tidak
akan kehilangan tempat perlindungan terakhir. Engkau tahu bahwa fondasi
dunia ini adalah kasih sehingga biarpun tak ada seorang manusia pun yang
dapat atau bersedia membantumu, engkau tetap dapat berjalan maju,
seraya mempercayai Ia yang mengasihimu” – Joseph Ratzinger (Paus
Emeritus Benediktus XVI)
Antifon Komuni (Mzm 31:20)
Betapa berlimpahlah kebaikan-Mu, yang Kausediakan bagi orang takwa.
atau (Mzm 71:16-18)
Domine, memorabor iustitiæ tuæ solius: Deus, docuisti me a iuventute
mea, et usque in senectam et senium, Deus, ne derelinquas me
Sabtu, 29 Agustus 2020
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir
“Yohanes Pembaptis, yang diberi karunia istimewa membaptis Penebus
dunia, dibaptis dengan darahnya sendiri” (St. Beda Venerabilis)
Antifon Pembuka (Mzm 118:46-47)
Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para
raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.
Doa Pembuka
Allah Bapa, kekuatan para kudus, Santo Yohanes Pembaptis telah
Kaujadikan perintis jalan bagi kelahiran dan kematian Putra-Mu terkasih.
Ia gugur sebagai saksi kebenaran dan keadilan. Semoga kami pun gigih
berjuang untuk memberi kesaksian tentang ajaran-Mu. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (1:17-19)
"Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka."
Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau
bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang
Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan
Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada
hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang
besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang
raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat
negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan
engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah
firman Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu. atau Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17)
1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat
malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk
menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya
Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak
masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan,
Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan
keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya.
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang
aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:17-29)
"Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!"
Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan
membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias,
yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus
saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau
mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh
dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat,
sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes
adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap
kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun
ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan
yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya
– mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan
orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil
lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka
Raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja
yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah
kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun
itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada
ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes
Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau,
supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes
Pembaptis dalam sebuah talam!” maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi
karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja
segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala
Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia
membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu,
dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid
Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu
membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Sangat mudah untuk berdiri bersama orang banyak, tetapi butuh keberanian untuk berdiri sendiri.
Seperti yang bisa dikatakan tentang St. Yohanes Pembaptis. Dia memiliki keberanian untuk melepaskan diri dari warisan imamatnya (ayahnya Zakharia adalah seorang imam) dan pergi ke padang gurun untuk menjalani kehidupan menyendiri.
Ketika waktunya tiba untuk melaksanakan misinya, dia adalah satu-satunya suara yang berseru di padang gurun, memanggil orang-orang untuk bertobat dan membaptis mereka yang bertobat.
Tidak lama setelah dia membaptis Yesus di tepi sungai Yordan, Yohanes Pembaptis mencela raja Herodes, mengatakan kepadanya bahwa menikahi istri saudaranya adalah melanggar hukum.
Tidak ada yang berani menunjukkan hal itu kepada raja Herodes yang kejam dan tak terduga, karena takut akan nyawa mereka. Tak seorang pun kecuali St. Yohanes Pembaptis yang memiliki keberanian untuk berdiri sendiri untuk itu.
Dan pada akhirnya, itu karena raja Herodes yang ingin bersama orang banyak sehingga St. Yohanes Pembaptis dipenggal dengan polosnya.
Tapi pada akhirnya, ini menunjukkan siapa pengecut dan siapa yang memiliki keberanian.
Ada banyak situasi berbeda dalam hidup yang tidak kita hadapi. Tetapi keberanian tidak berarti bahwa kita tidak takut; melainkan itu berarti kita menghadapi apa yang kita takuti atau tidak suka.
Dan keberanian tidak selalu mengaum. Seringkali hanya suara kecil itu yang menyuruh kita untuk mencoba lagi.
Semoga teladan St. Yohanes Pembaptis mendorong kita agar kita berani menghadapi orang-orang yang sulit dan situasi sulit, bahkan jika kita harus berdiri sendiri untuk itu.
Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama dan Dewan Gereja Dunia menyerukan umat Kristiani untuk merenungkan "pentingnya solidaritas antaragama di dunia yang terluka oleh pandemi Covid-19."
Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama (PCID) dan Dewan Gereja Dunia (WCC) pada hari Kamis merilis dokumen bersama. Di dalamnya, mereka menyerukan umat Kristiani untuk merefleksikan pentingnya solidaritas antaragama saat dunia menghadapi krisis Covid-19.
“Melayani Dunia yang Terluka dalam Solidaritas Antaragama: Seruan Kristen untuk Bercermin dan Bertindak Selama COVID-19,”
ditujukan untuk mendorong “gereja dan organisasi Kristen untuk
merefleksikan pentingnya solidaritas antaragama di dunia yang terluka
oleh pandemi Covid-19. ”
Membangun solidaritas melalui hubungan antaragama
Dokumen tersebut memberikan alasan Kristen untuk solidaritas antaragama dalam menanggapi krisis, tetapi juga ditujukan untuk pengikut agama lain, "yang telah menanggapi Covid-19" dengan refleksi serupa berdasarkan tradisi mereka sendiri. “Karena hubungan antaragama dapat menjadi sarana yang ampuh untuk mengekspresikan dan membangun solidaritas, dan membuka diri terhadap sumber daya yang datang kepada kita dari luar batasan kita, kita mengundang refleksi tentang bagaimana kita sebagai orang Kristen dapat menjadi mitra dalam solidaritas dengan semua orang yang beriman dan berkehendak baik. Dalam perjalanan menuju solidaritas ini, komunitas yang berbeda terinspirasi dan dipertahankan oleh harapan yang kami temukan dalam tradisi kami masing-masing. "
Solidaritas antaragama berdasarkan kepercayaan pada Tritunggal
Dalam dokumen tersebut, PCID dan WCC menemukan dasar "untuk solidaritas antaragama dalam keyakinan kita kepada Tuhan yang adalah satu dari tiga Pribadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus."
Dalam serangkaian pernyataan, dokumen tersebut mencatat bahwa semua manusia adalah satu keluarga, yang diciptakan oleh Tuhan menurut rencana Bapa; bahwa "kepercayaan dan harapan kita ada di dalam Yesus Kristus"; dan bahwa kita "semua terhubung oleh pekerjaan Roh Kudus". Ini berfungsi sebagai fondasi solidaritas universal, mengikuti teladan Kristus dalam melayani sesama, diilhami oleh kekuatan spiritual dari Roh yang "mengarahkan kita kepada Tuhan dalam doa dan kepada sesama kita dalam pelayanan dan solidaritas."
Prinsip Kristiani untuk dialog antaragama
Dokumen tersebut berlanjut dengan prinsip-prinsip Kristiani bersama yang dapat "membimbing kita dalam pekerjaan kita dalam melayani satu sama lain di dunia yang terluka, bersama dengan semua orang yang beriman dan memiliki niat baik."
Prinsip-prinsip ini termasuk kerendahan hati dan kerentanan, rasa hormat terhadap orang lain, kasih sayang, dialog, pertobatan, rasa syukur dan kemurahan hati, dan cinta.
Rekomendasi untuk melayani orang lain
Inti dari dokumen ini terletak pada serangkaian rekomendasi tentang bagaimana orang Kristen dapat melayani sesama kita, dan melayani bersama mereka.
Ini meminta orang Kristen untuk mempertimbangkan menemukan cara untuk menjadi saksi penderitaan; memelihara solidaritas melalui bentuk-bentuk umum spiritualitas; mendorong dan mendukung idealisme dan energi kaum muda; dan merestrukturisasi proyek dan proses untuk solidaritas antaragama, di antara ide-ide lainnya.
"Mencintai satu sama lain" Dalam pernyataan pengantar dokumen tersebut, Kardinal Miguel Ángel Ayuso Guixot, Presiden PCID, mencatat bahwa pandemi Covid-19 “telah mengungkap luka dan kerapuhan dunia kita, mengungkapkan bahwa tanggapan kita harus ditawarkan dalam solidaritas yang inklusif, terbuka untuk pengikut tradisi agama lain dan orang-orang yang berniat baik, mengingat kepedulian terhadap seluruh keluarga manusia. "
Sekretaris jenderal sementara WCC, Dr Ioan Sauca berkata, "Dalam menghadapi pandemi COVID-19, keluarga manusia menghadapi seruan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melindungi satu sama lain, dan untuk menyembuhkan komunitas kita." Dia menambahkan: “Dialog antaragama tidak hanya membantu memperjelas prinsip-prinsip iman kita sendiri dan identitas kita sebagai orang Kristen, tetapi juga membuka pemahaman kita tentang tantangan — dan solusi kreatif — yang mungkin dimiliki orang lain.”
Kutipan dari "Melayani Dunia yang Terluka dalam Solidaritas Antaragama: Seruan Kristen untuk Bercermin dan Bertindak Selama COVID-19", bersama dengan tautan ke teks lengkap (file PDF), dapat ditemukan di situs web Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama.
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
“Kita
selalu perlu dibasuh oleh Kristus, yang membasuh kaki kita, dan
diperbarui oleh-Nya. Kita memerlukan pertobatan yang tiada henti, yang
setiap harinya dalam doa kita ucapkan: ampunilah kesalahan kami, seperti
kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami. Hingga akhir hidup kita,
kita memerlukan kerendahan hati yang menyadarkan kita bahwa dalam
peziarahan ini, kita adalah pendosa, hingga Tuhan menjulurkan tangan-Nya
secara definitif dan mengantar kita ke dalam kehidupan kekal.
Kerendahan hati inilah yang dijalani hari demi hari, hingga wafatnya.”
(Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Sir 15:5)
Di tengah umat, Tuhan membuka mulut orang yang takut akan Dia dan
memenuhi dia dengan roh kebijaksanaan dan pengetahuan, serta mendandani
dia dengan jubah kemuliaan.
Doa Pembuka
Ya Tuhan, Engkau telah memenuhi Santo Agustinus, Uskup dengan roh
kebijaksanaan dan pengetahuan. Bantulah dan penuhilah Gereja-Mu dengan
roh yang samam agar kami selalu haus akan Dikau, satu-satunya Sumber
Kebijaksanaan Sejati, dan mencari Dikau, pemberi cinta ilahi. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:17-25)
"Kami
memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi kebanyakan
orang, tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah."
Saudara-saudara,
Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk
memberitakan Injil; dan ini pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya
salib Kristus jangan menjadi sia-sia. Sebab pemberitaan tentang salib
memang suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita
yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada
tertulis, 'Aku akan membinasakan hikmat orang-orang arif dan
melenyapkan kearifan orang-orang bijak.' Di manakah terdapat orang
berhikmat? Di manakah si ahli Taurat? Di manakah orang cerdik pandai
dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi
kebodohan? Sebab hikmat Allah telah menentukan bahwa dunia dengan
hikmatnya tidak mengenal Allah. Oleh karena itu Allah berkenan
menyelamatkan mereka yang percaya berkat kebodohan pemberitaan Injil.
Orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Tetapi kami
memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi orang Yahudi,
dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Tetapi bagi mereka yang
dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan dan
hikmat Allah! Karena yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya
daripada manusia, dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833 Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya. Ayat. (Mzm. 33:1-2.4-5.10ab,11; R:22)1.
Bersorak-sorailah, dalam Tuhan, hai orang-orang benar, dalam Tuhan!
Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada
Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh
tali! 2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya
dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh
dengan kasih setia-Nya. 3. Tuhan menggagalkan rencana
bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi
rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.
Pada
suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada
murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis,
yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di
antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi
tidak membawa minyak. Sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga
membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama
tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah
malam terdengarlah suara berseru, 'Pengantin datang! Songsonglah
dia!' Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita
mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami
minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.' Tetapi yang
bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk
kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada
penjual minyak.' Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah
pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam
ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga
gadis-gadis yang lain itu dan berkata, 'Tuan, Tuan, bukakanlah kami
pintu!' Tetapi tuan itu menjawab, 'Sungguh, aku berkata kepadamu,
aku tidak mengenal kalian.' Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian
tidak tahu akan hari maupun saatnya.'
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan! Renungan
Ada
sepuluh gadis, lima bijaksana dan lima lagi bodoh. Gadis-gadis yang
bodoh tidak membawa persediaan minyak untuk pelitanya, sebagaimana
dilakukan oleh gadis- gadis yang bijaksana itu. Ketika pengantin pria
terlambat datang, gadis-gadis yang bodoh tidak siap, karena sangkanya
tidak datang pada saat tengah malam, sedangkan gais-gadis yang bijaksana
senantiasa siap dengan membawa pelitanya dan persediaan minyak; meski
pun tengah malam. Seorang beriman hendaknya meneladan gadis-gadis yang
bijaksana, yang selalu siap sedia, kapan pun juga. Kebijaksanaan dinilai
dari sikap orang, ketika menghadapi tugas atau pekerjaan penting dan
itu tergantung pada keputusan yang diambilnya. Sikap gais-gadis yang
bijaksana pantas dan perlu kita teladani. Mereka bersikap serius, penuh
perhatian dan perhitungan. Sebaliknya gadis-gadis yang bodoh
menggambarkan sikap yang tidak bisa menilai penting tidak- nya suatu
tugas. Orang-orang
bijak berhati-hati dengan mempersiapkan minyak ekstra untuk pelita
mereka. Orang-orang yang bodoh dan ceroboh tidak mempertimbangkan
keadaan yang tidak terduga. Jadi, menjadi bijak adalah berhati-hati dan
bersiap untuk hal yang tidak terduga. Menjadi bodoh adalah ceroboh dan
tidak peduli dengan situasi yang tidak terduga. Tetapi apakah bijaksana
atau bodoh, ada konsekuensi yang lebih baik atau lebih buruk, seperti
yang dikatakan oleh perumpamaan Injil kepada kita. Tetapi menjadi bijak
bukan hanya tentang berhati-hati dan siap untuk situasi apa pun.
Seperti
yang dikatakan Santo Paulus pada bacaan pertama, hikmat adalah tentang
memahami salib sebagai kekuatan Tuhan untuk menyelamatkan. Salib mungkin
tampak seperti kebodohan, bagi orang Yahudi rintangan yang tidak dapat
mereka lewati, dan orang Yunani mencari hikmat, tetapi bagi mereka yang
dipanggil untuk beriman, itu adalah kekuatan dan kebijaksanaan Tuhan.
Belum terlambat bagi kita untuk memahami makna salib, kekuatan dan
hikmat yang Tuhan berikan melalui-Nya, sehingga kita akan berhati-hati
dan siap menghadapi tantangan hidup.
Paus Fransiskus memusatkan perhatian pada masalah global lain yang diperburuk oleh pandemi: kesenjangan antara kelas sosial.
Paus menjelaskan bahwa ketidaksetaraan ini terus meningkat karena ekonomi yang sakit yang meremehkan nilai-nilai kemanusiaan yang fundamental. Itu sebabnya dia mendorong penggunaan krisis ini sebagai kesempatan untuk mengubah sistem saat ini yang didominasi oleh ketidakadilan sosial dan pengabaian lingkungan.
Terakhir, Paus Fransiskus mengajak umat beriman untuk memupuk anugerah harapan yang datang dari Kristus, di tengah masa-masa sulit yang kita jalani.
RINGKASAN KATEKESIS Paus:
Saudara dan saudari terkasih,
Dalam refleksi berkelanjutan kami tentang efek pandemi saat ini, kami telah melihat bagaimana masalah dunia kita menjadi semakin nyata dan bahkan lebih serius.
Di antaranya adalah ketidaksetaraan sosial, yang merupakan buah dari ekonomi global yang tidak adil yang menciptakan kekayaan tak terbatas bagi sedikit orang dan pemiskinan yang lebih besar bagi seluruh keluarga manusia kita. Dalam rencana Tuhan, bumi diciptakan sebagai taman, untuk diolah, bukan dieksploitasi secara brutal.
Sebagai pelayan ciptaan, kita dipanggil untuk memastikan bahwa buahnya, yang ditakdirkan untuk semua, sebenarnya dibagikan oleh semua. Gereja mengingatkan kita bahwa prinsip subordinasi milik pribadi dengan tujuan universal barang adalah prinsip pertama dari seluruh tatanan etis dan sosial.
Ketika jutaan orang tidak memiliki akses ke barang-barang primer, ketika ketidaksetaraan dan kurangnya kesempatan mengancam tatanan masyarakat, dan ketika keserakahan membahayakan lingkungan tempat kita tinggal, tidak ada dari kita yang bisa berdiam diri. Pengharapan Kristiani, yang percaya pada anugerah dari Kristus yang bangkit, mendorong kita untuk bekerja untuk penyembuhan dunia kita dan membangun tatanan sosial yang lebih adil dan pantas. (RomeReports.com)
Matteo Farina, seorang remaja Italia yang meninggal karena tumor otak pada tahun 2009 telah dinyatakan "dihormati/venerabilis" oleh Paus Fransiskus.
Di usianya yang hampir 19 tahun, pemuda ini meninggalkan warisan yang bisa diingat selamanya oleh Gereja Katolik.
Romo Claudio Cenacchi memimpin proses keuskupan untuk kanonisasi. Ini dimulai pada 2014 dan mengumpulkan materi dari semua orang yang mengenalnya. CLAUDIO CENACCHI Delegasi uskup Salah satu karakteristik penting Matteo adalah bagaimana dia menjalani iman yang dewasa. Kedewasaan iman ditemukan dalam tiga aspek: waktu yang didedikasikan untuk berdoa, di mana Anda menaruh uang Anda dan bagaimana Anda berbicara tentang orang lain.
Romo Cenacchi mengatakan kehidupan Matteo mencerminkan tiga area ini dengan cara yang maju, yang masih belum tercapai oleh banyak orang dewasa.
Bahkan ketika dia menderita, teman-temannya memperhatikan keberaniannya.
TEMAN MATTEO “Saat dia sakit, dia tidak pernah bertanya, 'Mengapa saya?' Dia melawan semuanya dengan keberanian yang luar biasa. Setelah tiga operasi di Jerman, dia mempersiapkan ujiannya untuk lulus. Namun, dia tidak pernah mengambilnya karena dia meninggal pada 24 April 2009. ”
Setelah mempelajari kehidupannya, Romo Claudio mengatakan jika dia bisa menyarankan perlindungan untuk remaja itu, dia akan menjadikannya santo pelindung penginjil.
ROMO CLAUDIO CENACCHI Proses keuskupan untuk kanonisasi “Dia memiliki hasrat yang besar agar orang lain mengenal Yesus dan mengasihi Dia. Dia ingin menyebarkan Injil di kotanya, di mana dia tinggal, di sekolah, dengan teman-temannya dan di keluarganya. ” Dia memiliki seorang saudara perempuan, Erika, dan seorang pacar bernama Serena. Keduanya bersaksi tentang bagaimana dia menjalani hidupnya dengan Kristus sebagai pusat dan betapa dia mencintai orang lain.
Kenangan Matteo Farina tidak hanya bertahan di tanah airnya di Italia selatan, tetapi menyebar ke seluruh dunia. Sekarang Gereja sedang menunggu dua mukjizat sebagai penyebab perantaraannya untuk memproses dia untuk dibeatifikasi dan kemudian dikanonisasi. Sumber: Melissa Butz/RomeReports.com
Peringatan Wajib St. Monika Hanya
satu ini yang kuminta kepadamu, Agustinus, agar kamu mengenangkan aku
di hadapan altar Tuhan, di mana saja kamu berada. (St. Monika)
Antifon Pembuka (Ams 31:30.28)
Wanita yang takwa kepada Tuhan sungguh pantas mendapat pujian. Ia
disebut bahagia oleh anak-anaknya, dan suaminya pun memuji dia.
Doa Pembuka
Allah Bapa, penghibur orang berdukacita, dengan belas kasih Engkau sudah
menerima cinta kasih dan air mata Santa Monika demi bertobatnya Santo
Agustinus, putranya. Semoga berkat pertolongan mereka berdua kami
menangisi segala dosa dan memperoleh kasih sayang rahmat-Mu. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau,
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:1-9)
"Di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya dalam segala hal."
Dari
Paulus yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus,
dan dari Sostenes, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu
mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi
orang kudus, serta kepada saudara sekalian di mana pun, yang berseru
kepada nama Yesus Kristus, Tuhan mereka dan Tuhan kita. Kasih karunia
dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus
menyertai kalian. Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena
kalian, atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kalian
dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Kristus kalian telah menjadi kaya
dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan pengetahuan, sesuai
dengan kesaksian tentang Kristus yang telah diteguhkan di antara kalian,
sehingga kalian tidak kekurangan sesuatu karunia pun sementara kalian
menantikan penampakan Tuhan kita Yesus Kristus. Dia juga akan meneguhkan
kalian sampai kesudahannya, sehingga kalian tak bercacat pada hari
Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab setialah Allah yang telah memanggil
kalian kepada persekutuan dengan Putera-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita. Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan Ref. Aku hendak memuji nama-Mu selama-lamanya, ya Allah Rajaku. Ayat. (Mzm 145:2-3.4-5.6-7) 1.
Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk
selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak
terselami. 2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu,
dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung
akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan. 3.
Kekuatan karya-karya-Mu yang dahsyat akan dimaklumkan, dan kebesaran-Mu
hendak kuceritakan. Kenangan akan besarnya kebaikan-Mu akan
dimasyhurkan, orang akan bersorak-sorai tentang keadilan-Mu.
Bait Pengantar Injil Ref. Alleluya Ayat. Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, sebab kalian tidak tahu bilamana Anak Manusia datang. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (24:42-51)
"Hendaklah kalian selalu siap siaga."
Yesus
bersabda kepada murid-murid-Nya, “Berjaga-jagalah, sebab kalian tidak
tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan
rumah tahu pada waktu mana pencuri datang waktu malam, pastilah ia
berjaga-jaga dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu
hendaklah kalian selalu siap siaga, sebab Anak Manusia datang pada saat
yang tidak kalian duga. Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang
diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberi makan kepada
mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang
melakukan tugasnya itu, ketika tuannya datang. Aku berkata kepadamu:
Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
Akan tetapi jika hamba itu jahat, dan berkata dalam hatinya, ‘Tuanku
tidak datang-datang’, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan
minum bersama para pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari
yang tidak ia sangka, dan pada saat yang tidak ia ketahui. Maka hamba
itu akan dibunuhnya dan dibuatnya senasib dengan orang-orang munafik. Di
sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi.” Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Renungan Saat kita harus berjaga-jaga dan tetap terjaga apalagi saat kita menjaga sesuatu yang berharga, itu adalah tanggung jawab yang berat. Di militer, jika seorang tentara ketahuan tidur saat bertugas jaga, dia akan dihukum berat. Namun bukan berarti kita harus tetap terjaga dan berjaga-jaga sepanjang waktu. Jika kita melakukan itu, kelelahan akan muncul dan kita akan kehilangan perhatian. Namun ketika tiba giliran kita untuk berjaga dan tetap terjaga, maka kita harus waspada dan bertanggung jawab atas durasi jam kita.
Jadi, ketika Yesus memberi tahu kita untuk tetap terjaga dan waspada, Dia meminta kita untuk berjaga-jaga ketika Dia memberi tahu kita sesuatu dan ingin kita menyelesaikannya. Kita melihat kewaspadaan dan kewaspadaan dalam bacaan pertama seperti yang dikatakan Santo Paulus bahwa dia tidak pernah berhenti bersyukur kepada Tuhan atas semua rahmat yang diterima orang Korintus melalui Yesus Kristus. Dia terus berterima kasih kepada Tuhan karena telah memperkaya jemaat Korintus dengan guru dan pengkhotbah dan kesaksian yang kuat tentang Kristus oleh jemaat Korintus. Paulus, lebih lanjut mendorong mereka bahwa Tuhan akan menjaga mereka tetap stabil dan tanpa menyalahkan sampai kedatangan Yesus Kristus. Barangsiapa berjaga, akan terjamin keselamatannya dan pada saatnya nanti akan menerima warta sukacita akan datangnya Sang Penyelamat, seperti yang dialami para gembala yang setia menjaga kawanannya.
Doa Malam Allah
Bapa yang Mahabaik, terima kasih atas sapaan-Mu pada sepanjang hari
ini. Semoga aku dapat selalu berjaga-jaga dan buatlah aku setia sampai
akhir hidup menjemputku. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan dan
Juruselamatku, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
“Semua
anak-anak Allah sejati memiliki Allah sebagai bapa mereka dan Maria
sebagai bunda mereka; setiap orang yang tidak memiliki Maria sebagai
bundanya, tidak memiliki Allah sebagai bapanya.” — St. Louis de Montfort
Antifon Pembuka (1Tes 2:13)
Terimalah sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi menurut apa adanya, yaitu sebagai sabda Allah.
Doa Pembuka
Allah
Bapa Yang Mahakudus, Engkau menganugerahkan kekuatan kepada kami untuk
menjalani hidup kami. Semoga berkat pertolongan-Mu kami
mempertanggungawabkan hidup kami dengan gembira. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (3:6-10.16-18)
"Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."
Saudara-saudara,
demi nama Tuhan Yesus Kristus kami berpesan kepadamu, supaya kamu
menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya
dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab
kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena
kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang
dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam,
supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena
kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri
kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada
di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang
tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Dan Ia, Tuhan damai sejahtera,
kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala
hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian. Salam dari padaku,
Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam
setiap surat: beginilah tulisanku. Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan
kita, menyertai kamu sekalian! Demikianlah sabda Tuhan U. Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841 Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan. Ayat. (Mzm 128:1-2.4-5; R:1) 1.
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan
yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! 2. Sungguh, demikianlah
akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan
memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur
hidupmu.
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan Sabda Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:27-32)
"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."
Pada waktu itu Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama
seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih
tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan
pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu
tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh
kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun
makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika
kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan
mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu
bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan
pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Jika ada hubungan antara kemalasan dan kemunafikan, maka bisa jadi yang satu mengarah ke yang lain.
Kemalasan
dapat digambarkan sebagai kecenderungan atau kecenderungan untuk
menghindari aktivitas atau pengerahan tenaga atau pekerjaan meskipun ada
kemampuan untuk melakukannya.
Kemunafikan dapat digambarkan
sebagai praktik mengklaim memiliki standar yang lebih tinggi atau
keyakinan yang lebih luhur padahal sebenarnya tidak demikian. Dengan
kata lain, itu bisa disebut kepura-puraan.
Dalam bacaan pertama,
kita mendengar Santo Paulus mendesak masyarakat untuk menjauhi mereka
yang menolak untuk bekerja atau hidup sesuai dengan ajaran iman.
Orang-orang itu menolak untuk melakukan pekerjaan apa pun karena mereka
mengira Tuhan Yesus akan datang kembali kapan saja sehingga mereka
memutuskan untuk menghentikan apa pun yang mereka lakukan dan hanya
duduk dan menunggu.
Jadi daripada bekerja untuk keselamatan
mereka dengan gemetar ketakutan, mereka lebih memilih untuk tidak
melakukan apa-apa dan hanya menunggu. Mereka mungkin memberi tahu orang
lain bahwa mereka ingin berfokus untuk menunggu kedatangan Tuhan tetapi
pada kenyataannya mereka mungkin hanya malas dan menggunakan iman
sebagai kepura-puraan. Itu mungkin juga terjadi pada ahli Taurat dan
orang Farisi yang Yesus ajarkan dalam Injil. Kemunafikan sering
digunakan untuk menutupi sesuatu yang lain, dalam hal ini kemalasan
untuk menjaga disiplin iman.(Renungan Pagi)
Antifon Pembuka (Mzm 139:7-8)
Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
Kota Vatikan, 23 Agustus 2020 / 06:30 MT (CNA) .- Amal Kristen lebih dari sekedar filantropi sederhana, kata Paus Fransiskus dalam pidato Angelusnya hari Minggu.
Berbicara dari jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus pada 23 Agustus, paus berkata: “Derma Kristiani bukanlah filantropi sederhana tetapi, di satu sisi, melihat orang lain melalui mata Yesus sendiri dan, di sisi lain, melihat Yesus di hadapan orang miskin. "
Dalam pidatonya, paus merefleksikan pembacaan Injil hari itu (Matius 16: 13-20), di mana Petrus menyatakan imannya kepada Yesus sebagai Mesias dan Putra Allah.
Pengakuan Rasul diprovokasi oleh Yesus sendiri, yang ingin memimpin murid-Nya untuk mengambil langkah yang menentukan dalam hubungan mereka dengan-Nya. Memang, keseluruhan perjalanan Yesus dengan mereka yang mengikuti-Nya, terutama dengan Dua Belas, adalah salah satu mendidik iman mereka,” katanya, menurut terjemahan bahasa Inggris tidak resmi yang disediakan oleh kantor pers Takhta Suci.
Paus mengatakan bahwa Yesus mengajukan dua pertanyaan untuk mendidik para murid: "Kata orang, siapa Anak Manusia itu?" (ayat 13) dan "Menurut kamu, siapakah Aku?" (ayat 15).
Paus menyarankan bahwa, dalam menjawab pertanyaan pertama, para rasul tampaknya berlomba-lomba melaporkan pendapat yang berbeda, mungkin berbagi pandangan bahwa Yesus dari Nazaret pada dasarnya adalah seorang nabi.
Ketika Yesus mengajukan pertanyaan kedua kepada mereka, tampaknya ada "saat hening", kata paus, "karena setiap orang yang hadir dipanggil untuk mempertaruhkan diri, mewujudkan alasan mengapa mereka mengikuti Yesus."
Dia melanjutkan: “Simon melepaskan mereka dari kesulitan dengan menyatakan secara terus terang, 'Engkau adalah Mesias, Putra Allah yang hidup' (ayat 16). Jawaban ini, begitu lengkap dan mencerahkan, tidak datang dari dorongan hatinya sendiri, betapapun dermawannya - Petrus murah hati - tetapi lebih merupakan buah dari anugerah khusus dari Bapa surgawi. Sungguh, Yesus sendiri berkata, “Berbahagialah engkau, Simon bin
Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan
Bapa-Ku yang di surga. (ayat 17). "
“Percaya pada Yesus adalah anugerah Bapa. Mengatakan bahwa Yesus adalah Putra dari Allah yang hidup, yang adalah Penebus, adalah rahmat yang harus kita minta: 'Bapa, berikan aku rahmat karena percaya Yesus.' ”
Paus mencatat bahwa Yesus menanggapi Simon dengan menyatakan: "Engkaulah Petrus,
dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut
tidak akan menguasainya." (ayat 18).
Dia berkata: "Dengan penegasan ini, Yesus membuat Simon sadar akan arti dari nama baru yang telah Dia berikan kepadanya, 'Petrus': iman yang baru saja dia tunjukkan adalah 'batu' yang tak tergoyahkan di mana Anak Allah ingin membangunnya. Gereja, yaitu Komunitas (red-persekutuan umat beriman.) "
Dan Gereja selalu maju di atas dasar iman Petrus, iman yang Yesus akui [dalam Petrus] dan yang menjadikannya kepala Gereja. ”
Paus berkata bahwa dalam pembacaan Injil hari ini kita mendengar Yesus mengajukan pertanyaan yang sama kepada kita masing-masing: "Dan kamu, menurut kamu, siapakah Aku?"
Kita harus menanggapi bukan dengan "jawaban teoretis, tetapi yang melibatkan iman," jelasnya, mendengarkan "suara Bapa dan kesesuaiannya dengan apa yang terus diwartakan oleh Gereja, yang berkumpul di sekitar Petrus,".
Dia menambahkan: “Ini adalah masalah memahami siapa Kristus bagi kita: jika Dia adalah pusat kehidupan kita, jika Dia adalah tujuan dari komitmen kita di Gereja, komitmen kita dalam masyarakat.”
Dia kemudian memberikan catatan kehati-hatian. “Tetapi berhati-hatilah,” katanya, “adalah sangat diperlukan dan patut dipuji bahwa reksa pastoral komunitas kita terbuka terhadap berbagai bentuk kemiskinan dan krisis, yang ada di mana-mana. Kasih selalu merupakan jalan tertinggi dari perjalanan iman, kesempurnaan iman. Tapi itu perlu agar karya solidaritas, karya amal yang kita lakukan, tidak mengalihkan kita dari kontak dengan Tuhan Yesus. "
Setelah membacakan Angelus, paus mencatat bahwa 22 Agustus menandai Hari Internasional Memperingati Korban Tindakan Kekerasan Berdasarkan Agama atau Kepercayaan, yang dilembagakan oleh Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2019.
Dia berkata: “Marilah kita berdoa untuk ini, saudara dan saudari kita, dan marilah kita juga mendukung dengan doa dan solidaritas kita mereka, dan ada banyak, yang saat ini dianiaya karena iman dan agamanya.”
Paus mengamati bahwa 24 Agustus menandai peringatan 10 tahun pembantaian 72 migran oleh kartel narkoba di kotamadya San Fernando, di negara bagian Tamaulipas, Meksiko.
“Mereka adalah orang-orang dari berbagai negara yang mencari kehidupan yang lebih baik. Saya menyampaikan solidaritas saya kepada keluarga para korban yang saat ini masih menuntut kebenaran dan keadilan terkait peristiwa tersebut. Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita atas semua migran yang telah jatuh dalam perjalanan harapan mereka. Mereka korban budaya buang, ”ujarnya.
Paus juga mengenang bahwa 24 Agustus adalah peringatan keempat gempa bumi yang melanda Italia tengah, menewaskan 299 orang.
Dia berkata: “Saya memperbaharui doa saya untuk keluarga dan komunitas yang mengalami kerusakan paling parah agar mereka dapat terus maju dalam solidaritas dan harapan, dan saya berharap rekonstruksi dapat dipercepat sehingga orang-orang dapat kembali untuk hidup tenang di wilayah yang indah ini. dari Bukit Apennine. ”
Dia mengungkapkan solidaritasnya dengan umat Katolik di Cabo Delgado, provinsi paling utara Mozambik, yang telah mengalami kekerasan hebat di tangan kaum Islamis.
Paus membuat panggilan telepon yang tidak terduga minggu lalu ke Uskup Pemba Uskup Luiz Fernando Lisboa setempat, yang telah berbicara tentang serangan yang telah menyebabkan lebih dari 200.000 orang mengungsi.
Paus Fransiskus kemudian menyambut para peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus - baik yang berasal dari Roma maupun di tempat lain di Italia. Peziarah berdiri terpisah untuk mencegah penyebaran virus corona.
Dia memilih sekelompok peziarah muda yang mengenakan kaos kuning dari paroki Cernusco sul Naviglio di Italia utara. Dia memberi selamat kepada mereka karena bersepeda dari Siena ke Roma di sepanjang rute ziarah kuno Via Francigena.
Paus juga menyapa keluarga dari Carobbio degli Angeli, sebuah comune di provinsi Bergamo di wilayah Lombardy Italia utara, yang telah melakukan ziarah ke Roma untuk mengenang para korban virus corona.
Lombardy adalah salah satu pusat penyebaran COVID-19 di Italia, yang telah merenggut 35.430 nyawa pada 23 Agustus, menurut Pusat Sumber Daya Coronavirus Johns Hopkins.
Paus mendesak orang-orang untuk tidak melupakan mereka yang terkena pandemi.
Pagi ini saya mendengar kesaksian dari sebuah keluarga yang kehilangan kakek-nenek mereka tanpa akan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka, di hari yang sama. Begitu banyak penderitaan, begitu banyak orang yang kehilangan nyawa, korban penyakit ini; dan begitu banyak sukarelawan, dokter, perawat, suster, imam, yang juga kehilangan nyawa. Mari kita kenang keluarga yang menderita karena ini,” katanya.
Mengakhiri refleksi Angelusnya, Paus Fransiskus berdoa: “Semoga Maria Yang Terberkati karena dia percaya, menjadi pembimbing dan teladan kita di jalan iman di dalam Kristus, dan membuat kita sadar bahwa percaya kepada-Nya memberi makna penuh bagi kasih kita dan semua. keberadaan kita. "
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati